Page 22 - Si Cantik dan Mentri Hasut
P. 22
Mahsyud Hak menyuruh seorang perempuan memeriksa
Citatah karena takut suaranya dikenali oleh Citatah. “Hai gadis
cantik, siapa namamu? Dari mana engkau datang? Apa tujuanmu
datang ke tempat ini?”
“Hamba ini anak nelayan. Hamba kemari bersama
tunangan hamba seorang derji. Setelah sampai di luar kota, derji itu
menyuruh hamba diam di tempat hamba duduk tadi. Sejak kemarin
sampai hari ini dia belum juga kembali. Barangkali ia mendapat
kesukaran,” jawab Citatah.
“Hai, gadis cantik, cobalah engkau lihat ke dalam! Adakah
tunanganmu di sana?” tanya perempuan itu lagi. Citatah melihat ke
dalam ruangan tempat Mahsyud Hak dihadap para menteri. Ketika
melihat Mahsyud Hak, ia berkata kepada perempuan itu.
“Tunangan hamba tidak ada di sini, tetapi penghulu itu
serupa benar dengan derji, tunangan hamba. Tidaklah mungkin
seorang derji menjadi penghulu. Mengapa penghulu itu tidak mau
memandang hamba?”
Walaupun wajah penghulu itu serupa benar dengan derji,
Citatah yakin kalau penghulu itu bukan derji, tunangannya.
Mendengar jawaban Citatah, para perempuan itu berkata,
“Jikalau tiada tunanganmu di dalam orang banyak, berarti engkau
sengaja berdusta.”
Para hamba sahaya itu melapor kepada Mahsyud Hak
bahwa perempuan itu tidak melihat tunangannya di dalam paseban.
Kemudian Mahsyud Hak menyuruh perempuan itu menaruh
Citatah di suatu rumah yang kecil.
15