Page 9 - 1. Modul Wawasan kebangsaan dan Nilai BN
P. 9

Masih,  Paskah  (hari  kedua),  Kenaikan  Isa  Al  Masih,  Pante  Kosta  (hari  kedua),  dan
                     Natal (hari pertama).

                     Detik-detik  Proklamasi  Kemerdekaan  RI  diawali    dengan  menyerah  Jepang  kepada
                     Tentara Sekutu.         Mendengar Jepang menyerah, tanggal 14 Agustus 1945 pukul
                     14.00,  Sjahrir  yang  sudah  menunggu  Bung  Hatta  di  rumahnya    menyampaikan
                     pendapatnya bahwa sebaiknya Bung Karno sendiri yang menyatakan Kemerdekaan
                     Indonesia atas nama rakyat Indonesia melalui perantaraan siaran radio. Pernyataan
                     kemerdekaan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) akan dicap oleh
                     Sekutu sebagai buatan Jepang.  Bung Hatta sendiri sesungguhnya sependapat dengan
                     Sjahrir,  namun  Bung  Hatta  ragu,  apakah  Bung  Karno  bersedia  untuk  mengambil
                     kewenangan  PPKI  dan  sebagai  pemimpin  rakyat  menyatakan  Kemerdekaan
                     Indonesia.

                     Kemudian  Bung  Hatta  dan  Sjahrir  datang  menemui  Bung  Karno,  apa  yang  diduga
                     Bung  Hatta  ternyata  benar,  Bung  Karno  menolak.  Bung  Karno  menyampaikan
                     pendapatnya  :  “Aku  tidak  bertindak  sendiri,  hak  itu  adalah  tugas  PPKI  yang  aku
                     menjadi ketuanya. Alangkah janggalnya di mata orang, setelah kesempatan terbuka
                     aku bertindak sendiri melewati PPKI yang kuketuai”. Tanggal 15 Agustus 1945 pagi

                     hari, Bung Karno, Bung Hatta, dan Mr. Soebardjo menemui Laksamana Muda Maeda
                     di  kantornya  untuk  menanyakan  tentang  berita  menyerahnya  Jepang.  Maeda
                     membenarkan  bahwa  Sekutu  menyiarkan  tentang  menyerahnya  Jepang  kepada
                     Sekutu,  namun  Maeda  sendiri  belum  mendapat  pemberitahuan  resmi  dari  Tokyo.
                     Meyakini  bahwa  Jepang  telah  menyerah,  Bung  Hatta  mengusulkan  kepada  Bung
                     Karno  agar  pada  tanggal  16  Agustus  PPKI  segera  melaksanakan  rapat  dan  semua
                     anggota PPKI saat itu memang sudah  berada di Jakarta dan menginap di Hotel des
                     Indes.   Bung Hatta menginstruksikan kepada  Mr. Soebardjo agar seluruh angggota
                     PPKI hadir di Kantor Dewan Sanyo Kaigi tanggal 16 Agustus 1945 pukul 10.00. Sore
                     harinya dua orang pemuda, Soebadio Sastrosastomo dan Soebianto menemui Bung
                     Hatta  di  rumahnya  dan  mendesak  Bung  Hatta  sama  seperti  desakan  Sjahrir.  Bung
                     Hatta berusah menjelaskan semua langkah yang akan dilakukan oleh PPKI dan Bung
                     Karno. Kedua pemuda tersebut tidak mau mendengar sehingga timbul pertengkaran
                     antara mereka dengan Bung Hatta. Kedua pemuda tersebut bahkan menuduh Bung
                     Hatta  tidak  revolusioner,  Bung  Hatta  kemudian  memilih  untuk  tidak  menanggapi
                     kedua pemuda tersebut.

                     Malam  harinya  pukul  21.30,  saat  Bung  Hatta  sedang  mengetik  konsep  Naskah
                     Proklamasi  untuk  dibagikan  kepada  seluruh  anggota  PPKI,  Mr.  Soebardjo  datang
                     menemui Bung  Hatta  dan  mengajak  Bung  Hatta  ke  rumah  Bung  Karno  yang  sudah
                     dikepung para pemuda. Yang mendesak agar Bung Karno segera memproklamirkan






                                                                                                            8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14