Page 15 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 15
yaitu; orang yang memutuskan dan menetapkan hukum, yang menetapkan segala
sesuatu, dan yang mengetahui hakikat seluk beluk segala sesuatu. Kata hakim juga
digunakan untuk menunjuk pengertian hakim di pengadilan.Untuk pengertian yang
terakhir ini, dalam Bahasa Arab, kata hakim sepadan dengan kata Qadi. Dari segi
etimologi fiqh, kata hakim atau qhadi juga menunjuk pengertian hakim yang memutus
perkara di pengadilan.
Adapun menurut terminologi ushul fiqh maka makna dan cakupanya jauh lebih
luas, kata hakim menunjuk kepada pihak yang menciptakan dan menetapkan hukum
syariat secara hakiki.Dalam hal ini, semua ulama sepakat, hanya Allah yang mencipta
dan menetapkan hukum syariat bagi seluruh hamba-nya (Al-Hakim Huwa Allah; al-
Hakim adalah Allah). Sebagaimana Firman Allah Ta’ala, pada surah al-An’am ayat ke-
57, “Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari
Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta
supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.Dia
menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik".
Semua ulama sepakat menyatakan, hanya Allah Swt. yang berhak mencipta dan
mentapkan perintah dan larangan, dan sejalan dengan itu, hamba-hamba-Nya wajib
tunduk dan mematuhi perintah dan larangan-Nya.Dalam konteks penetapan hukum, di
lingkungan ulama ushul fiqh dikenal dua istilah yaitu Al-Mutsbit li al-Hukmi (yang
menetapkan hukum) dan Al-Muzhir li al Hukmi (yang membuat hukum menjadi
nyata).Yang dimaksud dengan Al-Mutsbit li al-Hukmi ialah, yang berhak membuat dan
menetapkan hukum.Yang berhak membuat dan menetapkan hukum itu hanyalah Allah
Swt, tidak siapapun yang berhak menetapkan hukum kecuali Allah. Akan tetapi, perlu
ditegaskan kembali, selain digunakan istilah al-hakim dan asy-Syaari’ (pembuat syariat),
harus pula ditambahkan Rasulullah Saw, bukan karena beliau memiliki wewenang
otonom membuat hukum dan syariat, tetapi karena Beliaulahyang diberi tugas, antara
lain, menjelaskan aturan-aturan hukum syariat yang juga bersumber dari wahyu Allah
Swt. Dalam konteks inilah dikenal dua macam bentuk wahyu yang disampaikan kepada
Rasulullah Saw, yaitu yang biasa disebut dengan istilah wahyu al-matluw (wahyu yang
dibacakan/Al-Qur’an) dan wahyu ghairu matluw (wahyu yang tidak dibacakan/Al-
Hadits/As-Sunnah).
Dari definisi hukum dan penjelasan satu persatu dari rangkaiannya, dapat diambil
pengertian bahwa hakim adalah; (1). Pembuat hukum, yang menetapkan hukum,yang
memunculkan hukum dan yang membuat sumber hukum; (2). Hakim adalah yang
USHUL FIKIH - KELAS XII 6