Page 24 - E-LKM ZOOLOGI INVERTEBRATA PADA MATERI ANNELIDA
P. 24
viridis) yang muncul ke permukaan laut sekali setahun,
sekitar bulan Februari atau Maret, untuk melakukan
reproduksi. Tradisi ini memiliki makna yang mendalam
sebagai simbol kesuburan dan kehidupan, serta
dianggap sebagai jelmaan Putri Mandalika dalam
legenda lokal. Palola viridis dimanfaatkan sebagai
sumber makanan dan pengetahuan lokal tentang siklus
hidup dan cara menangkapnya telah diwariskan dari
generasi ke generasi, menjadi bagian penting dari
budaya lokal dan contoh etnosains (Fazalani, 2018).
3. Pengolahan Laor secara Tradisional di
Kepulauan Maluku
a. Pengolahan Laor di Desa Latuhalat, Ambon
Masyarakat Desa Latuhalat, Ambon, biasanya
menangkap cacing Laor (Lysidice oele), yang dikenal
dengan nama cacing Wawo, dengan menggunakan
tango segitiga. Hasil tangkapan cacing Laor kemudian
diolah menjadi berbagai produk, seperti laor lawar,
laor gulai, laor goreng, dan laor asin (bakasang). Laor
gulai dan laor goreng biasanya diolah setelah
ditangkap di pantai. Pengolahan laor lawar
menggunakan kelapa goreng yang ditumbuk hingga
mengeluarkan minyak, lalu dicampur dengan
sejumlah bumbu dapur dan ditaburi kacang tanah
atau kenari. Sementara itu, pengolahan bakasang
hanya menggunakan garam, lalu dituang ke dalam
botol dan dibiarkan berfermentasi selama lebih dari

