Page 27 - E-LKM ZOOLOGI INVERTEBRATA PADA MATERI ANNELIDA
P. 27
menggunakan tanggo lonjong yang disebut beban
anyanyi. Setelah laor ditangkap, masyarakat dapat
langsung mengonsumsi laor tersebut dengan
menambahkan air jeruk nipis dan bawang merah.
Pengolahan laor di daerah ini sangat beragam. Produk
yang paling populer adalah laor lawar, namun
berbeda dengan yang diolah oleh masyarakat Pulau
Ambon. Dalam pengolahan laor lawar, kelapa sangrai
yang ditambahkan pada produk ini ditumbuk hingga
mengeluarkan banyak minyak, sehingga produknya
lebih berminyak. Masyarakat juga mengolah laor
menjadi pepes dan bakasang. Pepes diolah dengan
cara membungkus laor dalam tepung sagu kemudian
disangrai. Sebagian masyarakat mengolah bakasang
dengan menambahkan buah pala yang disebut laor
pala. Penambahan buah ini, agar laor dapat
dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Buah pala
dapat menghasilkan pertumbuhan mikroba
pembusuk pada makanan (Mahulette, 2020).
d. Pengolahan Laor di Desa Elaar, Pulau Little Kai,
Maluku Tenggara
Penangkapan laor (nama lokal es'u) di kawasan ini
biasanya dilakukan di tepi pantai selama dua malam.
Ketika laor muncul ke permukaan laut, masyarakat
biasanya bersorak "Es'u enlek ruk" yang artinya laor
telah terjatuh. Berkerumunnya laor disebut juga "ular
jatuh". Penangkapan laor oleh masyarakat
menggunakan tanggo, namun masyarakat adat

