Page 26 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
P. 26

PRESIDEN
                                                   REPUBLIK INDONESIA



                                                       -       26       -




                                        (3)  Dalam hal para pihak sepakat untuk menunjuk arbiter

                                            tunggal, maka para pihak harus sudah mencapai

                                            kesepakatan dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh)

                                            hari kerja tentang nama arbiter dimaksud.

                                        (4)  Dalam hal para pihak sepakat untuk menunjuk beberapa

                                            arbiter (majelis) dalam jumlah gasal, masing-masing pihak

                                            berhak memilih seorang arbiter dalam waktu selambat-
                                            lambatnya 3 (tiga) hari kerja, sedangkan arbiter ketiga

                                            ditentukan oleh para arbiter yang ditunjuk dalam waktu

                                            selambat-lambatnya 7 (tujuh)  hari kerja untuk diangkat

                                            sebagai Ketua Majelis Arbitrase.

                                        (5)  Penunjukan arbiter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)

                                            dan ayat (4) dilakukan secara tertulis.

                                        (6)  Dalam hal para pihak tidak sepakat untuk menunjuk

                                            arbiter baik tunggal maupun  beberapa arbiter (majelis)

                                            dalam jumlah gasal sebagaimana dimaksud dalam       ayat

                                            (2), maka atas permohonan  salah satu pihak Ketua

                                            Pengadilan dapat mengangkat arbiter dari daftar arbiter
                                            yang ditetapkan oleh Menteri.


                                        (7)  Seorang arbiter yang diminta  oleh para pihak, wajib
                                            memberitahukan kepada para pihak tentang hal yang

                                            mungkin akan mempengaruhi kebebasannya atau

                                            menimbulkan keberpihakan putusan yang akan diberikan.

                                        (8)  Seseorang yang menerima penunjukan sebagai arbiter

                                            sebagaimana       dimaksud     dalam     ayat    (6)    harus

                                            memberitahukan kepada para pihak mengenai penerimaan

                                            penunjukannya secara tertulis.
                                                                                             Pasal 34 …
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31