Page 27 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
P. 27

PRESIDEN
                                                   REPUBLIK INDONESIA



                                                       -       27       -




                                                         Pasal 34

                                        (1)  Arbiter yang bersedia untuk ditunjuk sebagaimana

                                            dimaksud dalam Pasal 33 ayat (8) membuat perjanjian

                                            penunjukan arbiter dengan para pihak yang berselisih.


                                        (2)  Perjanjian penunjukan arbiter sebagaimana dimaksud
                                            dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat hal-hal

                                            sebagai berikut :

                                             a.   nama lengkap dan alamat atau tempat kedudukan para

                                                 pihak yang berselisih dan arbiter;

                                             b.   pokok-pokok persoalan yang menjadi perselisihan dan
                                                 yang diserahkan kepada arbiter untuk diselesaikan dan

                                                 diambil keputusan;

                                             c.   biaya arbitrase dan honorarium arbiter;

                                             d.   pernyataan para pihak  yang berselisih untuk tunduk

                                                 dan menjalankan keputusan arbitrase;
                                             e.   tempat, tanggal pembuatan surat perjanjian, dan tanda

                                                 tangan para pihak yang berselisih dan arbiter;

                                             f.   pernyataan arbiter atau para arbiter untuk tidak

                                                 melampaui kewenangannya dalam penyelesaian

                                                 perkara yang ditanganinya; dan
                                             g.   tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau

                                                 semenda sampai dengan derajat kedua dengan salah

                                                 satu pihak yang berselisih.


                                        (3)  Perjanjian arbiter sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
                                            sekurang-kurangnya dibuat  rangkap 3 (tiga), masing-

                                            masing pihak dan arbiter mendapatkan 1 (satu) yang

                                            mempunyai kekuatan hukum yang sama.

                                                                                            (4) Dalam …
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32