Page 33 - E-ENSIKLOPEDIA BUDAL SIDOARJO
P. 33

Ensiklopedia Budal Sidoarjo                      27



                                   Rangkuman







             Candi  Dermo  merupakan  peninggalan  Kerajaan  Majapahit  yang  dibangun  pada  tahun
             1353 M. Berbentuk gapura dengan atap menyatu, candi ini dulu berfungsi sebagai pintu

             gerbang bangunan suci. Kini, Candi Dermo masih digunakan untuk upacara keagamaan
             dan menjadi salah satu situs bersejarah di Sidoarjo.
             Candi  Pari  ditemukan  kembali  oleh  pemerintah  Hindia-Belanda  pada  16  Oktober  1906.
             Candi ini dibangun pada tahun 1371 M sebagai tempat peribadatan Hindu dan memiliki
             arsitektur unik yang dipengaruhi budaya Campa dari Vietnam.
             Candi  Sumur  tercatat  dalam  laporan  Belanda  pada  10  Oktober  1906  dan  diperkirakan
             berasal dari abad ke-14. Candi ini memiliki sumur yang dipercaya sebagai tempat moksa

             Nyi Walang Angin.
             Fenomena  Lumpur  Lapindo  pertama  kali  terjadi  pada  29  Mei  2006  akibat  pengeboran
             minyak oleh PT Lapindo Brantas. Semburan lumpur ini menenggelamkan banyak desa di
             Sidoarjo.  Kini,  kawasan  ini  dijadikan  wisata  edukasi  dengan  tanggul  tinggi  dan  patung
             manusia lumpur sebagai simbol perjuangan warga.
             Pulau Lusi terbentuk pada tahun 2006 akibat lumpur yang dialirkan ke Sungai Porong dan

             mengendap menjadi daratan baru. Pulau ini kini menjadi kawasan wisata alam dengan
             hutan  bakau,  jalur  sepeda,  dan  tempat  pengamatan  burung,  serta  memiliki  berbagai
             aktivitas air yang menarik.
             Museum Negeri Mpu Tantular berawal dari museum pribadi milik Godfried Hariowald Von
             Faber  pada  tahun  1933  dan  kemudian  dikelola  oleh  pemerintah  sejak  1974.  Museum  ini
             diresmikan sebagai museum negeri pada tahun 2004 dan kini menjadi tempat menyimpan
             berbagai koleksi sejarah serta pusat edukasi budaya bagi masyarakat.

             Monumen  Jayandaru  terletak  di  Alun-alun  Kabupaten  Sidoarjo  dibangun  untuk
             mengenalkan  produk  khas  Sidoarjo  seperti  ikan  bandeng,  udang,  dan  kerupuk.  Nama
             “Jayandaru” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti kejayaan dan wahyu. Monumen
             ini  juga  menjadi  simbol  kebanggaan  masyarakat  Sidoarjo  dan  dirancang  oleh  seniman
             Bali, I Wayan Winten.

























                                            Wisata                               Perekonomian             Motif
      Tradisi            Tarian                                Makanan               Daerah               Batik
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38