Page 78 - layout terbaru fiks.3 - PDF
P. 78

Menjalin hubungan dengan kerabat adalah hal yang penting terutama untuk anak muda

               yang hendaknya mengetahui dan mengenal kerabat-kerabatnya, tanpa mengenal kerabat maka
               semakin jauh pula hubungan keluarga. Namaku Bayu, aku tinggal di kota bersama ayah, ibu,

               dan adik perempuanku yang bernama Ashana. Sudah lama kami tidak berkunjung ke kampung
               halaman karena terlalu padatnya kesibukan ayah dan ibu serta alasan lain yakni kakek nenekku

               disana sudah meninggal. Tetapi beberapa kerabat dari ayah masih tinggal disana, yaitu di desa

               yang  masih  tergolong  terpencil.  Meski  tergolong  terpencil  desa  tersebut  sangat  makmur,
               banyak yang mengenal desa tersebut sebagai Desa Banda yaitu desa yang kaya. Dari hasil

               panen dan berdagang mereka yang telah sukses, banyak yang ingin tinggal disana dan menjadi
               penduduk tetap. Namun entah  apa yang terjadi, banyak juga yang heran karena penduduk

               disana sejak dulu tidak semakin banyak bahkan berkurang membuatku sangat penasaran dan

               ingin pergi berlibur disana.

                       Akhirnya libur sekolah tiba, aku dan adikku libur selama 2 minggu. Ayah mengajak

               untuk berlibur ke kampung halaman, setelah memastikan jadwal ayah dan ibu ternyata kami
               bisa berlibur hanya selama 1 minggu. Sebelum berlibur, tentunya kami pergi ke beberapa toko

               untuk membelikan oleh-oleh yang akan diberikan pada kerabat-kerabat disana. Tetapi, saat

               kami pergi bersama, ayah mengatakan bahwa oleh-oleh yang dibeli harus sesuai karena disana
               hanya  ada  kerabat  yang  berjenis  kelamin  laki-laki,  aku  cukup  terkejut  dan  heran  kemana

               perginya kerabat ayah yang perempuan. Aku sempat menanyakan pada ayah, namun ayah tidak
               memperbolehkan pembahasan itu terus berlangsung.


               Adikku yang masih berumur 15 tahun berbisik kepadaku,

               “kak,  aku  jadi  takut  deh  mau  kesana  gimana  kalau  terjadi  apa-apa”,  setelah  mendengar

               perkataan adikku aku hanya bisa menenangkan dan menyuruhnya berdoa agar tidak terjadi hal

               yang tidak diinginkan disana.

               Tibalah waktunya kami berangkat ke Desa Banda, pada hari rabu pagi. Sesampainya disana,

               kami melewati banyak sekali rumah-rumah besar yang menandakan bahwa masyarakatnya
               makmur dan tercukupi. Saat tiba dirumah nenek yang sekarang ditempati oleh paman ku, hanya

               ada  pamanku  dan  sepupu  yang  hampir  seumuran  denganku. Ashana  terlihat  senang  sekali

               setelah diajak melihat kambing-kambing yang dimiliki oleh paman.


                                                            78
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83