Page 92 - layout terbaru fiks.3 - PDF
P. 92

Maya mulai merasa nyaman bersama Adrian, seperti menemukan melodi yang selama

               ini dia cari-cari. Ada sesuatu yang istimewa dalam setiap kata dan senyum Adrian. Begitu pula
               bagi Adrian, Maya seperti lagu yang membawanya ke dunia baru yang penuh warna. Dengan

               malu-malu Adrian meminta nomor telepon Maya agar dapat menghubunginya dengan mudah.


                       Seiring waktu berlalu, mereka mulai mengobrol lewat chat dan telefon menghabiskan
               lebih banyak waktu bersama. Mereka menemukan keindahan dalam setiap hujan yang turun,

               seperti simbol cinta yang terus berkembang di antara mereka. Pada suatu malam yang khusus,
               mereka berdua berbagi  cerita lagi dalam dinner romantis dengan suasana yang tenang dan

               nyaman. Namun, seperti setiap kisah cinta, ada ujian yang harus dihadapi. Pekerjaan yang sibuk
               dan tantangan hidup  membawa cobaan pada hubungan mereka. Namun, Maya dan Adrian

               memilih untuk saling mendukung dan melewati hujan dan badai bersama.


                       Suatu hari, di tengah hujan gerimis yang romantis, Adrian menemani Maya kembali ke
               tepi jendela kamarnya. Di sana, di bawah payung biru yang kini penuh kenangan, Adrian tak

               henti menatap mata Maya dengan penuh kasih sayang.


               "Kau seperti melodi hujan dalam hidupku, Maya," ucap Adrian dengan lembut.

                       Maya tersenyum, merasakan denyut cinta yang mengalir di antara mereka. Hujan yang

               turun di luar jendela menjadi saksi bisu dari kisah cinta mereka yang terus berkembang, seperti
               melodi indah yang tak pernah pudar di dalam hati mereka. Dan di bawah hujan yang masih

               turun, mereka melangkah ke masa depan yang penuh warna bersama. Namun, lagu yang ditulis
               Maya tentang Adrian sangat diminati dan membuat mereka semakin sulit untuk bertemu karena

               Maya sangat sibuk dengan tawaran-tawaran bagus yang datang kepadanya.


                       Suatu malam, Adrian menghubungi Maya untuk mengajaknya ke suatu tempat besok
               pagi. Tapi ternyata dering handphone Maya tidak terdengar olehnya dengan kesibukan yang

               tiada henti membuatnya lelah dan tertidur pulas. Keesokan harinya, Adrian menuju apartemen
               Maya  berharap  dapat  bertemu,  namun  ternyata  ia  tidak  ada  di  apartement.  Lalu,  Adrian

               mencoba hubungi Maya lagi, dan akhirnya Maya mengangkat panggilannya, tapi Maya hanya


                                                            92
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97