Page 94 - layout terbaru fiks.3 - PDF
P. 94
Tetangganya menjawab dengan nada tinggi, “Adrian sudah lama sakit dan bagaimana bisa
kamu sebagai kekasihnya tidak tahu?, sini masuk saja kita ngobrol sebentar”
Setelah berbincang, Maya sangat terkejut bahwa ternyata tetangga Adrian adalah kakak
dari Adrian yang memang sudah berkeluarga dan rumahnya berdekatan dengan Adrian.
Kakaknya bercerita bahwa Adrian sudah lama menanti kabar dari Maya, ia sering keluar rumah
ketika hujan dan mengingat kenangan bersama Maya. Tetapi, sudah 1 bulan ini Adrian sering
masuk rumah sakit karena ia mengidap penyakit kanker lambung stadium 4 dan dokter
memperkirakan usianya tidak panjang. Saat ini, Adrian masih dirawat di ICU karena sudah
tidak sadarkan diri dari pekan lalu, ia telah lama memendam sakit ini karena tidak mau
menyusahkan orang terdekatnya.
Lalu Kakak Adrian memberiku surat yang telah ditulis oleh Adrian,
“Maya,
Aku menulis surat ini dalam ketenangan malam, seperti melodi yang hilang dalam sunyi. Sudah
cukup lama sejak kita berdua tersesat di hutan rindu yang kelam ini. Kini, aku merindukan
melodi cinta kita yang dulu pernah mengalun begitu indah.
Setiap nada yang dulu kita mainkan bersama, sekarang hilang ditelan waktu. Melodi itu bagai
kabut yang menyelimuti ingatan, dan aku terus mencoba mengulangi nada-nada yang dulu kita
ciptakan bersama. Apakah kau masih mengingat? Apakah kau masih merasakannya?
Melodi yang hilang itu, seperti kisah cinta kita yang kini terasa begitu jauh. Aku mencoba
mengejar setiap bait yang lepas, mencoba menyusunnya kembali dalam hati yang semakin
terluka. Tetapi, sepertinya beberapa nada telah hilang begitu saja, terbawa oleh angin waktu
yang tak terelakkan.
Dulu, setiap sentuhan jari kita di atas tuts piano membentuk harmoni indah. Namun, kini piano
itu terdiam, bersama dengan perasaan yang tenggelam dalam kesepian malam. Aku rindu suara
tawa kita yang dulu selalu menemani melodi cinta, tapi sekarang hanya bisikan angin yang
terdengar.
94