Page 20 - Draft Sementara
P. 20
Literasi kritis dalam membaca sebuah teks melibatkan pemahaman bagaimana
teks dan wacana dapat dikontruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi (Luke &
Dooley, 2011, p. 856 dalam Ko, 2013). Literasi kritis melibatkan aktivitas
menebak, mempertanyakan pertanyaan yang sulit dan mencermati hal-hal di
balik teks Luke (2004) dalam Ng (2017).
Berikut beberapa contoh praktik literasi kritis yang digagas Cooper & White
(2008) dengan menggabungkan komponen strategi pembelajaran literasi dan
keterampilan berpikir kritis.
1. Menciptakan rasa kebersamaan di dalam kelas (‘Creating a sense of
community in the classroom in order to bring together the voices, hearts, and
souls of the people who inhabit them’);
2. Memberikan perancah dalam pembelajaran membaca secara eksplisit
(Scaffolding explicit reading instruction);
3. Mengajarkan fonik dan identifikasi kata bersamaan dengan strategi
pemahaman (Phonics and word identification taught side-by-side with
comprehension strategies);
4. Mengajarkan strategi membaca: menyimpulkan, bertanya, menentukan hal
penting dan sintesis (Teaching reading strategies of inferring, questioning,
determining importance, and synthesizing);
5. Memberikan waktu kepada siswa untuk membaca teks (Giving students the
gifts of time);
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca mandiri secara
bertahap (Gradually releasing responsibility to students);
7. Menjadi model sebagai pembaca yang baik untuk memotivasi siswa membaca
(Modelling and teaching children what it is that good readers do, engaging
and motivating children to want to learn to read);
8. Memfasilitasi siswa dengan strategi bagaimana terlibat langsung dalam dialog
yang menantang dan menghubungkan pengalaman lampaunya dengan teks
19 | M o d u l P e m b e l a j a r a n L i t e r a s i U N J