Page 200 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 200
186
Danti tidak mengikuti saran Bu Sri untuk menggambar
peta. Namun keseluruhan teknik pengembangan ini terbukti
efektif dalam mempertahankan perhatian dan keseriusan Danti
terhadap proses menggambarnya. Hal ini penting mengingat
Danti memiliki ketertarikan yang rendah terhadap kegiatan
belajar (sebagaimana ditunjukkan pada kegiatan membaca,
menulis, dan berhitung), ia juga mudah teralihkan perhatian
oleh odong-odong dan tukang sayur yang lewat di depan
ROSDA
sekolah.Tidak hanya itu, Bu Sri mengeksplorasi ‘kepakaran’
Danti tentang Dora dan menghargainya. Pengakuan
‘kepakaran’ ini menjadikan interaksi Bu Sri dan Danti setara
dan saling menghargai. Danti pun jadi kooperatif dan
memenuhi saran Bu Sri selama proses pembelajaran.
Budaya Populer sebagai Teks Kultural
“Kalau bukan karena ini, anak-anak nggak akan tertarik
ke sini. [Bu Sri menunjuk ke beberapa potong lego plastik yang
berserakan di lantai]. Kalau di PAUD Bina Baru [yang berlokasi
tidak seberapa jauh dari PAUD Bestari dan memiliki lebih
banyak murid] mah Bu, nggak ada mainannya. Anak-anak
duduk gini [Bu Sri menegakkan punggungnya, memeragakan
posisi duduk tegak]. Kursinya semua menghadap ke depan,
ke papan tulis. Duduk tegak, mata ke papan. Tangan dilipat.
Bayangin. Anak-anak sekecil itu. Orangtuanya teh pada
nungguin di jendela. Takut anak-anaknya nangis. Kan pada
nggak betah. Anak-anaknya teh nggak mau ditinggal. Takut!
Da pelajarannya mah ngebosenin. Kalau saya mah nggak papa
sekolah saya dibilang sekolah gelandangan. Di sini mah anak-
anak nggak ada yang ditungguin orangtuanya. Soalnya ada
ini.” [Bu Sri menunjuk kepingan lego tadi].