Page 38 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 38
24
Memotret literasi sebagai kegiatan ideologis mengasumsikan
ia sebagai sesuatu yang dinamis. Literasi bukanlah sesuatu
yang stagnan karena ia bergerak dan berubah. Misalnya,
pengalaman literasi setiap orang bisa jadi berbeda, dan tidak
harus terkait dengan pengalaman mengeja atau saat pertama
kali seseorang mampu membaca. Dalam buku ini, pengalaman
literasi dimaknai sebagai rekam pengalaman seseorang dengan
kegiatan membaca, menulis, dan mencerna pengetahuan,
ROSDA
yang bermakna karena berpengaruh signifikan terhadap
pilihan-pilihan hidupnya di kemudian hari. Pengalaman ini
didefinisikan sebagai lintasan, atau trajektori—secara literal
berarti lintasan gerak benda. Trajektori literasi, karenanya,
adalah lintasan pengalaman seseorang ketika memaknai
kegiatan membaca dan menulis untuk mencerna pengetahuan.
Istilah trajektori ini digunakan oleh Kate Pahl (2006), dan dalam
buku ini, trajektori literasi Sofie dan Pratiwi digunakan sebagai
lensa untuk memahami pemilihan fokus dan metode penelitian
ini.
Pengalaman Literasi Sofie:
Pergulatan Dengan teks
Saya selalu mengira bahwa saya literat. Saya tumbuh dengan
aksara. Saya ingat proses mengenal aksara dan membaca. Ibu
saya, yang guru Bahasa Inggris di sebuah SMA di Surabaya,
suka membacakan buku-buku dongeng berbahasa Inggris
dengan ilustrasi yang memikat sehingga kata-kata asing