Page 137 - Kelas X Hindu BS press
P. 137
Secara singkat tugas guru pengajian ialah mendidik dan mengajarkan ilmu
pengetahuan dengan penuh cinta kasih agar anak didiknya menjadi manusia
susila lahir batin (wahyadyatmika).
Hubungan antara murid dengan guru benar-benar dapat mewujudkan
keharmonisan, sebagai halnya antara seorang ayah dengan anaknya. Seorang
murid tidak boleh menjelek-jelekkan atau menghina guru. Hal ini disebut
dengan istilah alpaka Guru (menentang Guru) siswa (murid) harus taat dan
menuruti nasihat serta ajaran-ajaran guru pengajian. Dalam Niti Sastra ada
disebutkan:
Haywa maninda ring dwija daridra dumada atȇmu.
çāstra teninda denira kapātaka tinēmu magӧng.
Yan kita ninda ring guru patinta maparȇk atȇmu.
Lwirnika wangça-patra tunibeng watu rȇmȇk apasah
(Nitiśāstra II, 13)
Terjemahan:
“Janganlah sekali-kali mencela guru, perbuatan itu akan dapat
mendatangkan kecelakaan bagimu. Jika kamu mencela buku-buku
suci, maka kamu akan mendapatkan siksaan dan neraka, jikalau
kamu mencela guru maka kamu akan menemui ajalmu, ibarat piring
yang jatuh hancur di batu.
Adapun orang berkhianat kepada guru, berarti ia telah berbuat dosa besar.
Dalam kitab Sarasamuccaya ada disebutkan seperti:
“Samyaṅ mithyāprawrtte wā
wartitawyam gurāwiha,
gurunindā nihantyāyurmanusyānām
nā samçayah.
Lawan waneh, hay wa juga ngwang mangupat ring guru,
yadyapin salah kene polahnira, kayatnākena juga gurūpacarana,
kasiddhaning kasewaning kadi sira, bwat amuharāpāyusa amangun
kapāpan,
kanin-dāning kadi sira’
(Sarasamuccaya, 238)
Terjemahan:
Sebagai seorang siswa, tidak boleh mengumpat guru, walaupun perbuatan
beliau keliru, adapun yang harus diusahakan dengan baik ialah perilaku
yang layak kepada guru agar berhasil dalam menimba ilmu. Bagi yang suka
menghina guru, akan menyebabkan dosa dan umur pendek baginya.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 131