Page 138 - Kelas X Hindu BS press
P. 138

Dalam  hal  belajar, Agama  Hindu menguraikan secara  panjang lebar
                      mengenai  segala  sesuatu yang berkaitan dengan proses  belajar mengajar
                      seperti  umur dalam  belajar. Tata  tertib dalam  belajar, materi  pelajaran dan
                      upacara  dalam  menuntut  ilmu. Kitab Dharmasastra  oleh Rsi  Yajnawalkya
                      menyatakan bahwa  umur untuk mulai  belajar adalah umur semasih kanak-
                      kanak yakni  umur lima  tahun dan selambat-lambatnya  umur delapan tahun.
                      Pada umur delapan tahun seorang anak harus sudah menikmati masa belajar
                      melalui proses belajar mengajar.
                         Sedangkan kitab Grihya Sutra menyatakan: bahwa masa belajar berlangsung
                      jangan sampai melampaui batas umur 24 tahun. Ini berarti setelah berumur 24
                      tahun scseorang sudah semestinya mempersiapkan diri untuk memasuki masa
                      hidup Grhasta. Dalam kitab Niti Sastra  ada dijelaskan sebagai berikut :

                                       Taki-takining sewaka guna widya
                                     Smara-wisaya rwang puluh ing ayusya
                                      tȇngah i tuwuh san-wacana gȇgӧn-ta
                                       patilaring atmeng tanu pagurokȇn
                                               ( NitiśāstraV.I )


                                                Terjemahan:
                         Seorang pelajar wajib menuntut pengetahuan dan keutamaan. Jika sudah
                      berumur 20 tahun orang harus kawin. Jika sudah setengah tua berpeganglah
                       pada ucapan yang baik. Hanya tentang lepasnya nyawa kita mesti berguru.

                         Atas dasar itu maka seorang yang berumur di atas dua puluh tahun sudah
                      dinyatakan dewasa dan wajib memikirkan masa hidup berikutnya.

                      Kewajiban kepada Guru Wisesa (Pemerintah)
                         Guru Wisesa  ialah pemerintah yang sah. Sebagai  seorang siswa, dan
                      sekaligus  juga  merupakan bagian dari  anggota  masyarakat  maka  kita
                      harus  menghormati  dan menjunjung tinggi    martabat  bangsa, negara
                      dan pemerintahannya. Sebaliknya   Pemerintah selalu memikirkan dan
                      mengusahakan kesentosaan dan kemakmuran rakyat. Di  samping itu harus
                      dapat memberikan perlindungan kepada rakyat dari berbagai problem seperti
                      kesusahan, kesewenangan (monarkhi), menjalankan hukum dan keadilan tanpa
                      pandang bulu. Menyelenggarakan pendidikan bagi warganya demi kemajuan
                      dan kecerdasan bangsa.
                         Dalam Kekawin Ramayana, Rama memberikan nasehat kepada Wibhisana
                      tentang bagaimana  tindakan guru wisesa  (pemerintah) menjadi  abdi  rakyat
                      tanpa ikatan nafsu untuk mendapat sanjungan, kemasyuran, kemewahan dan
                      lain sebagainya. Bunyi sloka dalam kekawin itu adalah:




                 132  | Kelas X SMA/SMK
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143