Page 133 - Kelas X Hindu BS press
P. 133

jenjang yang kedua yaitu Gṛhaṣtha hidup berumah tangga suami istri. Dengan
                         adanya hubungan sosiologis tersebut maka tingkat hidup Brahmacari itu dapat
                         dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

                         1)  Sukla Brahmacari
                            Sukla  Brahmacari  yaitu orang yang tidak kawin sejak dari  kecil  sampai
                            tiba  ajalnya  atau mati. Orang yang melaksanakan Sukla  Brahmacari
                            dengan sungguh maka dalam ingatannya tidak ada terlintas nafsu seksual,
                            beristri. Kesadaran melaksanakan sukla  Brahmacari  ini  memang tumbuh
                            dari getaran batin dan hatinya yang suci murni. Bukan disebabkan karena
                            menderita penyakit kelamin (impoten) dan lain sebagainya.
                            Pada tahap ini ditekankan bahwa pelaksanaan sukla Brahmacari itu sudah
                            merupakan niat secara murni dari sejak lahir sampai meninggal. Contoh tokoh
                            yang menjalankan kehidupan Sukla Brahmacari ialah Teruna Laksamana.
                            Dalam  Itihasa  Ramayana  ada  disebutkan  bahwa  Rāmā  mempunyai  adik
                            Teruna Laksemana. Dia adalah seorang tokoh yang menjalankan kehidupan
                            Sukla Brahmacari. Dia takkan kawin seumur hidupnya.

                         2)  Sawala Brahmacari
                            Sawala  Brahmacari  ialah orang yang kawin beristri  atau bersuami  hanya
                            sekali saja. Selanjutnya tidak akan kawin lagi, walaupun suami atau istrinya
                            meninggal  dunia. Dalam  hidupnya  mereka  sudah bertekad hanya  kawin
                            sekali saja.
                         3)  Tṛṣṇa (Krsna) Brahmacari
                            Tṛṣṇa  Brahmacari  berarti  kawin  lebih  dari  satu  kali  yaitu  sampai  batas
                            maksimal empat kali. Keempat istri-istri yang dikawini itu adalah istri yang
                            sah menurut  hukum, baik hukum  agama  maupun perundang-undangan
                            ya  ada  Tṛṣṇa  Brahmacari  ini  dapat  dilakuka  apabila:

                            a.  Istri yang pertama tidak dapat melahirkan keturunan. Demikian juga
                               istri yang kedua juga tidak melahirkan anak-maka seorang suami bisa
                               kawin lagi sampai batasnya empat.
                            b.  Istri tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya (sakit yang
                               tak dapat disembuhkan).
                            Yang  harus  diperhatikan  tiap  pengambilan  istri  yang  baru,  harus  seizin
                         istri-istri  yang terdahulu demi  menjaga  ketenteraman dan kerukunan rumah
                         tangga. Dalam hal ini suami harus dapat memenuhi kebutuhan dalam keluarga
                         sehingga  benar-benar dapat  mencerminkan keluarga  yang sejahtera  dan
                         bahagia. Tetapi kalau Trsna (Krsna) Brahmacari itu dilakukan atas dorongan
                         nafsu untuk kepuasan (kama ), maka orang semacam itu tidak dapat disebut
                         Trsna Brahmacari.





                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   127
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138