Page 171 - Kelas X Seni Budaya BS Sem 1 press
P. 171

1.    Lakon


                        Kata lakon sama halnya dengan istilah ‘ngalalakon-boga lalakon’  (dalam,
                    Bahasa Sunda), atau ‘ngelelakon’  (dalam, Bahasa Jawa) artinya melakukan,
                    melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh, biasanya tokoh atau
                    pemeran utama dengan kata-kata (verbal) atau tanpa berkata-kata (non verbal)
                    dalam suatu peran yang dibawakan.
                        Kedudukan lakon, cerita atau naskah merupakan unsur     penting dalam
                    seni teater sebagai nyawa, nafas atau roh dalam menjalin hubungan cerita
                    (struktur cerita) melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran.
                    Lakon, cerita atau naskah teater adalah hasil karya seniman dan atau sastrawan
                    yang diwujudkan atau diangkat ke atas pentas teater. Lakon yang ditulis orang
                    lain (pengarang) di mata seniman teater merupakan bahan baku atau sumber
                    ide, gagasan dan pesan moral yang mengilhami untuk berkreativitas seni peran
                    melalui pementasan teater, salah satunya bersumber cerita atau lakon teater
                    tradisonal yang ada di daerahmu.


                    2.    Unsur Penokohan atau Peran

                        Penokohan, peran atau kedudukan tokoh yang disajikan oleh seorang dan
                    atau beberapa pemain merupakan unsur penting dalam seni peran yang
                    bersumber dari lakon, cerita, dan naskah yang ditulis atau tidak ditulis oleh
                    seorang pengarang.

                        Penokohan didalam  seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan
                    tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni,
                    Conident, Raisonneur, dan Utility.


                    a.  Protagonis  adalah  tokoh utama, pelaku utama atau pemain utama (boga
                       lalakon) disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah yang
                       menggerakan cerita hingga cerita memiliki peristiwa   dramatic (konlik.
                       pertentangan)
                    b. Antagonis adalah lawan tokoh utama, atau penghambat pelaku utama, hal
                       ini  disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh Antagonis adalah yang
                       mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam
                       menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh Antagonis  dan
                       Protagonis  biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding
                       menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita.
                    c. Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya
                       tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya.
                       Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan
                       nasihat kepada tokoh utama.



                                                                                                                                                     Seni Budaya   163
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176