Page 21 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 21
adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum. Smrti bersumber pada
kitab Sruti. Baik Sruti maupun Smrti keduanya adalah merupakan sumber
hukum Hindu. Kedudukan Smrti sebagai sumber hukum Hindu sama kuatnya
dengan Sruti. Smrti sebagai sumber hukum Hindu lebih populer dengan
istilah Manusmrti atau Dharmasastra. Dharmasastra dinyatakan sebagai kitab
hukum Hindu karena didalamnya memuat banyak peraturan-peraturan yang
bersifat mendasar yang berfungsi untuk mengatur dan menentukan sanksi
bila diperlukan. Di dalam kitab Dharmasastra termuat serangkaian materi
hukum dasar yang dapat dijadikan pedoman oleh umat Hindu dalam rangka
mencapai tujuan hidup ”catur purusartha” yang utama. Setiap pelanggaran
baik itu merupakan delik biasa atau delik adat, tindak pidana, dan yang lainnya
semuanya itu diancam hukuman. Sifat ancamannya mulai dari yang ringan
sampai pada hukuman yang terberat ”hukuman mati”. Ancaman hukuman
mati sebagai hukuman berat berlaku terhadap siapa saja yang melakukan
tindak kejahatan.
Manawa Dharmasastra atau Manusmrti adalah kitab hukum yang telah
tersusun secara teratur, dan sistematis. Kitab ini terbagi menjadi dua belas (12)
bab atau adyaya. Bila kita mempelajari kitab-kitab hukum Hindu maka banyak
kita menemukan pokok-pokok pikiran yang berkaitan dengan titel hukum.
Hal ini menunjukkan bahwa hukum Hindu mengalami proses perkembangan.
Adapun pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam hukum Hindu, antara lain.
Kitab hukum Hindu yang pertama dikenal adalah Dharmasutra. Ada tiga
penulis yang terkenal terkait dengan keberadaan kitab Dharmasutra, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Gautama adalah penulis kitab Dharmasutra yang karya hukumnya lebih
menekankan pembahasan aspek hukum dalam rangkaian peletakan dasar
tentang fungsi dan tugas raja sebagai pemegang dharma. Pada dasarnya
beliau membahas tentang pokok-pokok hukum pidana dan hukum perdata.
2. Apastamba adalah penulis kitab Dharmasutra yang karya hukumnya lebih
menekankan pembahasan tentang pokok-pokok materi wyawaharapada
dengan beberapa masalah yang belum dibahas dalam kitab Gautama,
seperti; mengenai hukum perzinahan, hukuman karena membunuh diri,
hukuman karena melanggar dharma, hukum yang timbul karena sengketa
antara buruh dengan majikan, dan hukum yang timbul karena penyalah-
gunaan hak milik.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 11