Page 54 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 54

Meskipun dibentangkan secara      tersirat  dari  beberapa  uraian di  depan,
            terkecuali  menegakkan keberadaan hukum      Hindu yang menjiwai    hukum
            adat, sebenarnya  dengan sendirinya   juga  mencangkup pengertian hukum
            Hindu menjiwai   kebiasaan. Kebiasaan ini  dibatasi  dalam  konteks-nya  yang
            berakibat  pada  hukum  adat. I Ketut  Artadi  menggambarkan kebiasaan itu
            demikian: ”Dalam aspek lain hubungan antara warga ini menonjol juga dalam
            hal pentaatan terhadap kebiasaan pergaulan hidup yang dihormati yang dapat
            berupa tata susila, sopan santun, hidup dalam pergaulan di suatu desa, yang
            sedemikian dianggap patut seperti cara bertegur sapa, tolong-menolong orang
            yang kena  musibah, saling tolong dalam   menanam   padi, saling membantu
            dalam  soal  membuat  rumah dan lain-lain. ”(Artadi, 1987:2). Komponen ini
            terdiri  dari  pernyataan tersebut  berturut-turut  adanya  pentaatan dari  warga,
            kebiasaan pergaulan hidup yang dihormati, dan output     berupa  kebiasaan
            tolong-menolong.

            Ide-ide untuk mematuhi norma sosial dan norma agama, sehingga melahirkan
            perilaku sosial  yang tolong menolong, seperti  terdapat  dalam  komponen
            tersebut  di  atas  merupakan ide-ide  yang melahirkan hukum  adat. Dengan
            demikian terdapat hubungan berantai dan estafet: dari hukum Hindu menjiwai
            hukum adat, dan penjiwaan itu mengalir juga menjiwai kebiasaan. Pembuktian
            adanya pengaruh hukum Hindu terhadap adat telah terbukti sejak berdirinya
            kerajaan Hindu di indonesia. Penguatan ini diberikan oleh Gde Pudja ketika
            membahas   dimulainya  pertumbuhan hukum    Hindu. Gde  Pudja  mengatakan,
            bagian-bagian dari sejarah dan pasal-pasal dalam Dharmasastra dialihkan dan
            digunakan sebagai hukum pada masa kerjaan Hindu di Indonesia. Bukan pada
            masa Hindu saja, karena secara tidak disadari bahwa hukum Hindu itu masih
            tetap berlaku dan berpengaruh pula dalam hukum positif di Indonesia melalui
            bentuk-bentuk hukum    adat. Bentuk secara  kasat  mata  dengan kehidupan
            hukum   Hindu yang paling nyata   masih terasa  sangat  berpengaruh adalah
            bentuk hukum adat di Bali dan Lombok, sebagai hukum yang berlaku hanya
            bagi golongan Hindu semata-mata (Pudja, 1977:34).
            Team   research Universitas  Udayana  Denpasar dalam  penelitiannya  tentang
            pengaruh agama   Hindu terhadap hukum    pidana  adat  di  Bali, menunjukkan
            adanya  pengaruh hukum   Hindu dalam   jenis  pelanggaran susila  ini:  Lokika,
            Sanggraha, Amandel Sanggama, Gamia Gamana, salah krama, drati-krama,
            dan wakparusya. (Team research Universitas Udayana Denpasar, 1975 : 47).













            44    Kelas XII SMA/SMK
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59