Page 49 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 49
Yadyapin atyanta daridra keta ngwang, mahuripa ta dening tasyan, yan
langgeng apageh ring dharmàprawrtti, hidepen ta sugih jugàwakta, apan
anghing dharmaprawrtti, màs manik sang sàdhu ngaranira, yatika prihen
arjanan, yatika ling mami màs manik tan kena ring corahhayàdi.
Terjemahan:
Walaupun sangat miskin dan hidup dari hasil meminta-minta, jika tetap teguh
dalam menjalankan dharma, anggaplah dirimu kaya juga, sebab perbuatan
dharma itulah merupakan harta kekayaan orang yang saleh, yang itu supaya
diusahakan, yang itu yang kukatakan harta kekayaan yang tak dapat dicuri,
dirampas dan sebagainya, (Sarasamuçcaya, 50).
”Dharmamàçarato wrttiryadi
nopagamisyati,
na nama kin çilochàmbu
çàkàdyapi wipatsyate”.
Lawan ling mami, ika sang kewala tumungkulanang dharma-prawrtti, tàtan
penemwa upajìwananira, apa matangnya tar polih angasag, gagan, wwai,
lwirning sulabha takwanani harakanira.
Terjemahan:
Lagi pula kukata-kan, orang yang tekun melaksanakan dharma, tidak akan tidak
memperoleh penghidupannya, apa sebabnya tidak mendapatkan makanan,
sayur-sayuran, air, segala macam itu seakan-akan menawarkan dirinya untuk
menjadi makanannya, (Sarasamuçcaya, 51).
Dharma ”hukum” hendaknya dipedomani dan dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh dalam pengabdian hidup ini guna mewujudkan hidup yang sejahtera
dan bahagia. Demikian hendaknya perbuatan kita dalam keseharian, betapapun
sibuknya sampai terengah-engah dalam melaksanakan dharma. Usahakanlah
sebagai sambilan mencari harta dalam kesibukan hidup ini. Tak ubahnya
bagaikan sepasang lembu atau sapi yang menyandang bajak pada belakangnya,
mengelilingi sawah sambil mencabut rumput yang dekat padanya sehingga
menjadi senang.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 39