Page 52 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 52

pada  buku”  Agama  dan Perubahan Sosiopolitik”, hanya  melihat  hubungaan
            agama pada dua dimensi, yakni dikatakan : agama mempunyai suatu hubungan
            yang integral dan organik dengan politik dan masyarakat.

            Mengacu pada    tujuan hidup manusia    menurut  pandangan agama    Hindu,
            yaitu Moksartham Jagadhita ya ca iti dharma, maka sebenarnya tradisi Hindu
            menawarkan suatu sistem    normatif dimana   agama  adalah integral  dengan
            semua aspek kehidupan umat manusia, baik politik, sosial, ekonomi, hukum,
            pendidikan, keluarga  dan lain sebagainya. Keseluruhan aspek kehidupan
            tersebut  tercangkup dalam   pengertian ”kekinian”  dan ”keakanan”    yang
            bersifat kesurgaan. (Soedjatmoko, 1979:25).
            Pada gejala umum yang terjadi di Bali yakni keterkaitan agama dengan adat,
            adalah bukti  adanya  pertautan agama  dengan salah satu aspek kehidupan
            manusia. Tjokorde    Raka  Dherana  mengatakan, agama     dan adat  terjalin
            erat  satu dengan yang lainnya, saling pengaruh-mempengaruhi. Karenanya
            pelaksanaan agama    disesuaikan dengan keadaan tempat     yang telah dan
            sedang berlaku. Penyesuaian yang dimaksud dimana     bersifat  membenarkan
            dan memperkuat    adat  setempat  sehingga  menjadikan kemudian suatu ”adat
            Agama”   yaitu  suatu penyelenggaraan agama  yang disesuaikan dengan adat
            setempat (Dherana, 1984:18).
            Pembuktian adanya    pengaruh hukum    Hindu menjiwai    hukum   adat  telah
            terbukti sejak berdirinya kerajaan Hindu di Indonesia. Penguatan ini diberikan
            oleh Gde  Pudja  ketika  membahas  dimulainya  pertumbuhan hukum    Hindu.
            Pudja  mengatakan, bagian-bagian dari  ajaran-ajaran Hindu dan pasal-pasal
            dalam Dharmasastra telah disesuaikan dan dipergunakan sebagai hukum pada
            masa kerajaan Hindu di Indonesia. Bahkan bukan pada masa kerajaan Hindu
            saja, karena secara tidak disadari bahwa hukum itu masih tetap berlaku dan
            berpengaruh pula  dalam  hukum   positif di  Indonesia  melalui  bentuk-bentuk
            hukum adat. Bentuk acara Hukum dan kehidupan hukum Hindu yang paling
            nyata terasa sangat berpengaruh adalah bentuk hukum adat di Bali dan lombok,
            sebagai hukum yang berlaku hanya bagi golongan Hindu semata-mata (Pudja,
            1977:34).
            Dalam   berbagai  penelitian  dan penulisan Hukum  Adat, baik dalam  bidang
            hukum pidana, dalam bidang hukum perdata terutama hukum waris, hukum
            kekeluargaan dan perkawinan yang dikatakan hukum adat, semuanya ternyata
            hukum   Hindu. Baik pengertian, istilah-istilah yang dipakai  maupun dasar
            filosofinya delapan belas titel hukum atau astadasa wyawahara, pembagian 12
            jenis anak, berbagai jenis pidana adat seperti brahmantia, wakparusia, sahasa








            42    Kelas XII SMA/SMK
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57