Page 22 - Monitoring Isu nasional periode 22-26 Agustus 2022
P. 22

Isu 2  Belanja Daerah Rendah,
             Presiden Marah


      (17/8) Adli Muhammad Siswoko Pengelola Keuangan di Lembaga Administrasi
      Negara menuliskan opininya di Kompas bahwa belanja belum efisien disebabkan
      oleh:
      1.   Persoalan perencanaan. Seringkali perencanaan yang telah dilakukan berbasis
       output yang tidak sesuai dengan dinamika di lapangan meskipun perubahan
       anggaran  karena  keadaan  bukanlah  suatu  masalah  karena  anggaran
       mempunyai prinsip fleksibel. Masalah muncul ketika ada kegiatan dengan output
       yang  benar-benar  baru,  maka  perubahan  tersebut  biasanya  memerlukan
       persetujuan  legislatif.  Perubahan  perencanaan  yang  bersifat  masif  ini  juga
       cerminan masih buruknya proses perencanaan di daerah.
      2.   Persoalan belanja modal yang melibatkan pihak eksternal dalam pengadaannya.
       Sebagaimana  diketahui,  pengadaan  barang/jasa  dilakukan  dengan  metode
       lelang terhadap penyedia barang/jasa. Dalam prosesnya, lelang tersebut kerap
       mengalami gagal lelang ataupun putus kontrak.
      3.   Keterlambatan jadwal pelaksanaan lelang meskipun ada aturan lelang/kontrak
       pengadaan  dini.  Padahal,  pengadaan  barang/jasa  memiliki  porsi  besar  dari
       belanja modal dengan implikasi yang cukup signifikan terhadap perekonomian.
      4.   Perubahan  regulasi  yang  terkait  dengan  pengelolaan  keuangan  di  daerah,
       seiring terjadinya transisi dari penggunaan Sistem Informasi Manajemen Daerah
       (SIMDA)  menjadi  Sistem  Informasi  Pemerintahan  Daerah  (SIPD).  Pada  masa
       transisi ini banyak pemerintah daerah yang mengeluhkan SIPD belum optimal
       dan mengalami kendala dalam pemakaiannya.
      Beberapa solusi yang bisa dilakukan:
      1.   Pemetaan ulang atas kegiatan yang telah direncanakan. Perlu juga dilakukan
       evaluasi berkala tidak hanya pada output-nya, tetapi juga terhadap outcome
       yang dicapai beberapa tahun setelahnya demi meningkatkan kualitas belanja
      2.   Koordinasi dan komunikasi dengan unsur pengawas baik secara internal dengan
       Inspektorat ataupun secara eksternal dengan Kementerian Dalam Negeri dan
       unsur pengawas lainnya harus ditingkatkan dan dipererat.
      3.  Inovasi program-program di daerah. Banyaknya kas pemda yang menganggur
       di  bank  menunjukkan  bahwa  permasalahan  soal  belanja  tersebut  bersifat
       administratif atau kreativitas.
      (18/8) Presiden Jokowi memberikan peringatan, belanja di daerah sampai hari ini
      baru 39,3 persen atau   Rp472 triliun. Padahal, padahal, ini penting sekali untuk
      perputaran uang di daerah, pertumbuhan ekonomi di daerah. Ia memerintahkan
      agar  APBD segera keluar agar beredar di masyarakat. Ini penting sekali. Presiden
      juga mengecek APBD di bank masih Rp193 triliun, sangat besar sekali. Ini yang harus
      didorong agar ikut memacu pertumbuhan ekonomi di daerah.
      (19/8) Dirjen Bina Keuda Kemendagri Agus Fatoni meminta kepala daerah untuk
      menggelar  rapat  koordinasi  internal  bersama  seluruh  staf  organisasi  perangkat
      daerah. Dia meyakini, hal itu dapat menyisir berbagai program yang dapat segera
      direalisasikan sesuai aturan.




                          20
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27