Page 24 - Monitoring Isu nasional periode 22-26 Agustus 2022
P. 24

Isu 3  Jebol,
             Subsidi Energi Diaudit BPKP


      Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  sebelumnya  membeberkan  kendala  dalam
      mempertimbangkan  kenaikan  harga  BBM  subsidi.  Anggaran  subsidi  dan
      kompensasi sebesar Rp 502 triliun dengan asumsi kuota Pertalite 23 juta kiloliter,
      namun diperkirakan bakal jebol hingga 29 juta kiloliter. Sehingga, pilihannya hanya
      ada tiga dalam menghadapi situasi saat ini.
      - Anggaran subsidinya naik menjadi mendekati Rp 700 triliun atau tepatnya Rp 698
      triliun.
      - Volumenya akan dikendalikan melalui pembatasan.
      - Mengambil kebijakan untuk menaikkan harga BBM.
      (23/8) Presiden Jokowi sebelumnya buka suara mengenai kenaikan harga BBM
      Pertalite yang disebut Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan
      diumumkan pekan ini. Jokowi menyatakan rencana ini harus diputuskan hati-hati
      sebab menyangkut hajat hidup banyak orang. Presiden mewanti-wanti agar jangan
      sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah
      tangga,  sehingga  harus  dihitung  juga  menaikkan  inflasi  yang  bisa  menurunkan
      pertumbuhan ekonomi. Karena dampaknya besar dan merembet ke banyak hal, dia
      meminta  para  menterinya  untuk  berhitung  dengan  cermat  dan  teliti  sebelum
      memutuskan menaikkan harga Pertalite. Meski begitu, Jokowi enggan menjawab
      kapan harga Pertalite naik.
      (24/8)  Direktur  Jenderal  Anggaran  Kemenkeu,  Isa  Rachmatarwata,  menyebut
      subsidi energi bisa jebol hingga Rp 700 triliun apabila harga bahan bakar minyak
      (BBM)  subsidi  tidak  dinaikkan.  Adapun  pemerintah  tahun  ini  mengalokasikan
      anggaran sebesar Rp 502 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi. Angka itu
      sudah naik tiga kali lipat dari anggaran awal yang ditetapkan dalam APBN 2022.
      Menurut  dia,  jika  memang  anggarannya  subsidi  membengkak  pemerintah  bisa
      mengajukan  lagi  ke  DPR.  Namun,  hal  tersebut  juga  harus  melihat  dari  sisi
      penerimaan negara.
      Ia memaparkan bahwa sampai semester 1 belanja subsidi harus diaudit dulu oleh
      BPKP, diverifikasi lagi untuk mengetahui berapa yang harus dibayar pemerintah.
      Menurutnya, kalau tidak ada kebijakan-kebijakan, subsidi bisa bisa naik sampai Rp
      700 triliun.
      (25/8)  Sekretaris  Jenderal  Gabungan  Pelaksana  Konstruksi  Nasional  Indonesia
      (Gapensi)  Andi  Rukman  Karumpa  mengapresiasi  usaha  pemerintah  yang  akan
      mensubsidi solar industri. Pasalnya, kenaikan harga solar yang mencapai lebih 100
      persen cukup mempengaruhi lesunya usaha konstruksi belakangan ini.











                          22
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29