Page 43 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 43

“Kamu lancang sekali membantah perintah kami!” hardik
               Rudi.

               Plak!

               Sebuah  tamparan  dari  tangan  Jena  melayang  di  pipi
               pelayan  wanita  itu.  Emosiku  sempat  naik,  ingin
               bertindak,  tetapi  aku  terlalu  takut  untuk  mengambil
               sikap. Aku memilih diam saja.

               “Tamu-tamuku ingin Nyotaimori, atau kalian kupecat!”
               kata Didot sambil mencengkeram kerah baju si pelayan
               pria.

               “Ba…baik,    Tuan    Muda,”     kata   kedua    pelayan
               berbarengan.

               “Ayo  tamu-tamu  istimewaku,  kita  ke  ruang  makan
               sekarang!” kata Didot dengan senyum menyeringai.

               Aku berusaha membuat diriku nyaman, tetapi itu tidak
               pernah  mudah,  melihat  wanita  yang  melahirkanku,
               membesarkanku, berjalan telanjang bulat, naik ke atas
               meja  dan  berbaring.  Di  atas  tubuhnya  diletakkan
               sejumlah  sajian  sushi  secara  hati-hati  oleh  pria  yang
               merupakan ayahku, dan disaksikan oleh semua teman-
               temanku!  Ini  benar-benar  mimpi  buruk!  Sesekali  ayah
               dan  ibu  seperti  sedang  menatapku,  memperlihatkan
               kekecewaan, atau entah, mungkin rasa marah.

               “Ayo  kita  makan,  tunggu  apa  lagi?”  kata  Jena  dengan
               antusias.

                                                                    40
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48