Page 44 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 44

Jena  menggunakan  sumpitnya  mengambil  salah  satu
               sushi di dekat bagian dada ibuku, sushi yang diambilnya
               dihiasi caviar di bagian atasnya. Jena melahapnya dengan
               nikmat. Tubuh ibuku terlihat gemetar, diikuti rasa takut.

               “Aku tidak suka melihat wajahnya seperti itu ketika kita
               makan  sushi  ini,”  kata  Rudi  sambil  mengurungkan
               niatnya makan.

               Tetesan air mata mengalir dari wajah ibuku. Tanpa sadar,
               tubuhnya  membuat  sebuah  gerakan  tiba-tiba  yang
               menyebabkan sushi di sekitar pinggang dan tangannya
               jatuh berhamburan.

               Jena  berteriak  histeris.  Spontan  saja  tangannya  yang
               masih memegang sumpit, menjadikan benda itu ibarat
               senjata  dan  menancapkannya  di  mata  ibuku.  Jeritan
               kesakitan  terdengar,  bercampur  cipratan  darah  yang
               mengenai kami semua.

               “Kalian  sudah  keterlaluan!”  kata  ayahku  yang tiba-tiba
               saja penuh amarah dan memecahkan botol minuman di
               dekatnya, menjadikannya senjata dan menancapkannya
               di kepala Didot.

               “Bangsat!  Pelayan  tidak  tahu  diri!”  teriak  Rudi  sambil
               menyambar pisau makan di sampingnya, menerjang ke
               arah ayahku dan menikamnya di punggung berkali-kali.







                                                                    41
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49