Page 41 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 41
“Iya, untuk kita semua di sini, segera!” kata Didot dengan
tersenyum bangga.
Entah siapa yang sudah memikirkan imajinasi seperti ini,
kataku dalam hati. Tidak hanya umpatan tetapi juga
sumpah serapah keluar di benakku, untuk siapapun yang
punya pikiran sejahat ini! Tentu saja Didot, Jena juga Rudi
tidak tahu kalau mereka adalah orang tuaku, karena
mereka tidak pernah ke rumahku yang sederhana dan
saling menjumpai. Kehidupanku tidak seenak dan
senyaman mereka.
“Ma…maaf, Tuan Muda. Bukankah Tuan Muda belum
bisa minum alkohol? Takutnya nanti Tuan Besar akan
marah,” kata pelayan pria.
“Kamu gak usah membantah, deh. Kan si Tuan Besar juga
sedang tidak ada di sini! Dengarkan perintah kami!” kata
Jena dengan kesal.
“Si…siap, Nona,” kata pelayan pria itu membungkuk dan
segera memberi aba-aba ke pelayan wanita di
sampingnya untuk bergegas menyiapkan gelas dan es
batu.
“Kita sambil makan aja, yuk, Dot, di ruang makan…” kata
Jena dengan manja.
“Ayuk! Semuanya!” kata Didot dengan semangat.
“Kamu kenapa ngelamun, Jeff?” tanya Rudi kepadaku.
38