Page 40 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 40
“Lapar nih, Dot, ayo kita makan dulu di rumah megahmu
ini,” kata Jena.
Tatapan mereka sama-sama teralihkan ke sebuah
lonceng di atas meja kecil di dekat kursi tamu.
“Apa ini seperti yang aku pikirkan?” tanya Jena sambil
tersenyum.
“Aku bahkan belum mencobanya,” kata Didot dengan
antusias.
Jena memegang lonceng itu dan membunyikannya
sebanyak tiga kali. Ia menatapi kami dengan ekspresi
sangat senang.
“Apa yang bisa kami bantu, Tuan Muda?” seorang pria
dan wanita berseragam rapi membungkukkan badannya
berdiri tidak jauh di dekat kami.
Aku yang tadinya ikut tertawa kagum seketika
membelalak ketika melihat pelayan pria dan wanita yang
ternyata orang tuaku itu! Mulutku ingin berkata-kata,
tetapi segera aku urungkan diri. Aku tersadar kalau ini
hanya dunia imajinasi, jadi aku harus bisa menjaga
sikapku. Kalau aku merusak skenario dunia ini, kami
semua terancam akan terjebak di sini selamanya.
“Aku ingin minum whiskey, yang dingin, cepat bawakan!”
kata Rudi dengan angkuhnya.
37