Page 67 - Hari Pertama Ben & Cerita Pendek Lainnya
P. 67

“Aku  tidak  peduli  dengan  kondisi  kehidupan  mas.  Aku
               hanya ingin memastikan, mas serius dengan hubungan
               kita, dan itu semua bukan sekadar nafsu,” kata Ayu.

               “Apa  nanti  kata  orang,  Ayu?  Masa  depanmu  masih
               panjang, kamu berhak menemukan orang yang lebih baik
               daripada aku,” sambung pria itu.

               “Cukup,  mas.  Kamu  bukan  laki-laki  sejati  yang  aku
               bayangkan sejak awal. Sudah kuduga, semuanya palsu.
               Semua rasa nyaman yang kamu berikan di hidupku, kata-
               kata manis yang membuatku berpikir kamu berbeda dari
               laki-laki lain yang kukenal.”

               “Kamu  berhak  marah,  Ayu.  Tapi  aku  tidak  bisa
               membahagiakanmu. Aku hanya bisa minta maaf,” kata
               pria itu pasrah.

               Ayu berdiri dari kursinya. Ia meraih tasnya, dan bersiap
               melangkah keluar.

               “Aku  pamit  kalau  begitu,  mas.  Terima  kasih  atas
               semuanya,” kata Ayu sambil meyakinkan langkah kakinya
               keluar.

               Ia  berharap  dalam  hati,  pria  itu  akan  menahannya,
               berkata  menyesal  dan  akan  mencintainya  dengan
               sepenuh  hati.  Tapi  itu  tidak  terjadi.  Pria  itu  memang
               hanya seorang pengecut.

               Ayu  terus  berjalan  tanpa  menoleh  ke  belakang.
               Dipandangnya  langit  senja  yang  jingga  kemerahan

                                                                    64
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72