Page 104 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 104
“Ayah tahu kalau kamu satu-satunya orang di rumah ini
yang belajar tentang hal-hal aneh termasuk racun. Ayah
ingin kamu mengakui semuanya, Graham,” kata ayah.
Aku jelas harus membela diri. Jika aku mengaku,
semuanya sia-sia, eksperimenku selama ini.
“Itu salah Winnie, ayah. Ia kan memang suka iseng
menggunakan teko kita untuk mencampur sampo dan
kondisionernya. Kalau ayah tidak percaya, silakan periksa
kamarku dan tasku,” kataku membela diri.
Ayah benar-benar ke kamarku dan memeriksa
semuanya. Ia tidak menemukan apa-apa. Ia terlihat
gusar.
“Berjanjilah kamu tidak akan melakukan hal-hal aneh
dengan obsesimu terhadap kimia, Graham! Tidak di
rumah ini!” katanya dengan marah kepadaku.
Aku menundukkan kepala, mencoba meyakinkan ke
ayah, bahwa aku memang tidak tahu apa-apa. Diam
adalah kekuatan terbesar yang sanggup mengalahkan
banyak hal. Tapi aku tahu, ini juga merupakan tanda,
sudah saatnya eksperimenku dilanjutkan ke tahap yang
lebih serius. Aku harus berhenti bermain-main dengan
dosis kecil.
Hari yang sempurna itu tiba, tepat di hari Paskah, akhir
pekan. Kali ini, aku memasukkan dosis racun tiga kali lipat
dari biasanya, memastikan sudah tercampur ke air di
teko sebelum mendidih. Aku sudah memperkirakan titik
didihnya tidak menetralisir efek racun, dan dengan
101