Page 79 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 79
“Jika kecepatannya terus bertambah, dan saya kira data
ini cukup solid, kita tidak punya banyak pilihan. Dunia
memang akan berakhir. Tidakkah kamu ingin berada di
rumah bersama keluargamu saat itu terjadi?” balasan
dari Profesor Sarwo membuatku terhenyak.
Rumah?
Akhir dari dunia?
Seperti ini saja?
Setelah belasan tahun aku mendedikasikan hidupku di
laboratorium ini, dengan teleskop super canggih
mengamati pergerakan bintang dan benda-benda di
angkasa, hingga memetakan lintasan orbit dari semua
asteroid yang melewati bumi, dan kini, semua dijawab
dengan ide pulang ke rumah bersama keluarga?
“Beberapa tahun ini kita sudah mengamati 1998 OR2 dan
akhirnya sesuatu yang tidak terduga terjadi. Kita tidak
bisa berbuat apa-apa. Ini bukan seperti film tentang
kiamat di mana kita bisa mencegahnya terjadi. Sudah
terlambat. Seluruh unit laboratorium ini akan saya tutup
sampai setidaknya sehari setelah tabrakan ke bumi. Jika
kita beruntung masih hidup, kita semua akan kembali
bertugas di sini dan memikirkan langkah selanjutnya,”
terang Profesor Sarwo.
Aku masih termenung mendengarkan kata-katanya.
“Pulanglah ke rumahmu, ini mungkin saat terakhir kamu
bisa bersama mereka,” kata Profesor Sarwo sambil
76