Page 77 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 77

“Bantuin  ibu  aja,  dek.  Sebentar  panggil  ya  kalau  udah
               mau makan malam,” kataku.

               “Sip,” jawab Arlin singkat dan meninggalkanku, kembali
               ke dapur.

               Aku  menatap  deretan  foto  keluarga  yang  terpajang  di
               dinding tepat di samping loteng. Dulu semuanya begitu
               akrab  dan  hidup.  Semua  berubah  setelah  ayah  tiada,
               keluhku  dalam  hati.  Dengan  malas,  aku  meneruskan
               langkahku, naik, menuju ke kamarku.

               Aku merebah di kasurku. Menatap langit-langit kamarku
               yang    dipenuhi    tempelan     poster   grup    musik
               kesayanganku.  Untunglah  kamar  ini  tidak  berubah,
               kataku  sambil  menghela  napas  lega.  Perlahan  mataku
               terpejam,  mencoba  beristirahat  satu  atau  dua  jam,
               setelah perjalanan melelahkan pulang ke rumah.

               “Kamu  yakin  dengan  data  ini?”  pertanyaan  Profesor
               Sarwo membuatku tersentak dari lamunanku.

               Aku  kembali  merapikan  letak  lensa  teleskopku.
               Memastikan  sekali  lagi  apa  yang  sedang  kuamati  dan
               memeriksa  data  yang  tertera  di  layar  komputer  di
               dekatku.

               “Lintasan orbit 1998 OR2 kembali melenceng dari yang
               kita perkirakan sebelumnya. Kecepatannya juga naik dari
               32.000 kilometer per jam menjadi 38.000 kilometer per
               jam.  Jika  konsisten,  dengan  memperhitungkan  garis
               lintasan  orbit  dan  gravitasi,  ia  sudah  pasti  akan…”
               perkataanku terhenti.


                                                                    74
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82