Page 133 - test yy
P. 133
126 “Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia Pendidikan”
Berdasarkan unsur pembentuk identitas nasional maka
kearifan lokal (Local Wisdom) yang merupakan manifestasi nilai
budaya yang berkembang di masyarakat adalah identitas yang
mesti dilestarikan termasuk dalam ruang-ruang pembelajaran.
C. Kearifan Lokal (Local Wisdom) dalam Pembelajaran
Salah satu wacana yang dominan dalam studi globalisasi
adalah hipotesis tentang “homogenitas budaya”. Era globalisasi
yang sangat cepat membawa perubahan yang cepat pula (Cheng,
2004) pada aspek ekonomi, politik, budaya, sosial dan
pembelajaran. Globalisasi juga menciptakan beberapa kesempatan
untuk transfer pengetahuan, teknologi, nilai-nilai sosial dan
norma. Selain itu, Indonesia merupakan negara yang sangat
multikultul karena terdiri dari banyak suku, agama dan budaya
yang kompleks dan dinamis karena terbentuk dari beragam etnis
yang telah menetap di Indonesia selama beberapa abad dan tetap
mempertahankan ciri khasnya masing-masing diantaranya India,
Arab, Belanda, Portugis, Cina dan lain-lain.
Sintesis dari budaya campuran ini telah menyebabkan
orang Indonesia, memiliki persepsi tertentu tentang realitas
kehidupan (Meliono, 2011). Ini mencerminkan kesadaran
masyarakat Indonesia tentang cara pandang dan pemikiran
mereka tentang nilai, simbol, dan lokal kebijaksanaan. Karenanya,
pemikiran tentang keIndonesiaan, kearifan lokal, dan
multikulturalisme adalah bahan ajar yang sesuai untuk
pendidikan generasi muda Indonesia yang menjunjung beberapa
nilai seperti nasionalisme, kerukunan, dan moral untuk
membangun jati diri.
Menurut Tilaar (2009) etnisitas, identitas budaya,
kepemilikan dan kebanggaan terhadap budaya sendiri dalam
kehidupan bersama merupakan ”political nation-state”. Untuk itu
diperlukan peran kearifan lokal yang secara kritis mengubah dan
membentuk budaya global menjadi bermakna dan sesuai dengan
kehidupan sosial budaya lokal. Kesadaran seperti itu hanya dapat