Page 307 - test yy
P. 307
300 “Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia Pendidikan”
maka keadaan biologisnya juga harus normal. Asas ketidak-
berdayaan didasarkan oleh kenyataan bahwa sejak dilahirkan
hingga memasuki masa remaja, seorang anak sangat tidak
berdaya, dan adalah suatu keniscayaan bahwa dia perlu
diarahkan dan dituntun untuk menjadi lebih berdaya. Asas
keamanan, yaitu seorang anak sangat memerlukan adanya
perasaan aman, karenanya memerlukan pengayoman dan
perlindungan dari orang yang mendidik dan membesarkannya.
Sedangkan asas eksplorasi adalah bahwa dalam
perkembangannya seorang anak tidak pasif menerima pengaruh
dari luar semata-mata, melainkan juga ia juga aktif mencari dan
menemukan.
Konseptualisasi terhadap pendidikan terhadap anak
dengan pendekatan spiritual menjadi hal yang sangat penting
dimasa kini, karena ternyata konsep dan teori-teori yang ada
tidak mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
upaya memberikan stimulan terbaik terhadap anak di era
globalisasi dengan segala anomalinya. Teori pendidikan yang
ada, khususnya yang berasal dari tradisi rasionalitas Barat, belum
mampu secara aktual menanggulangi tingginya dekadensi moral
yang terjadi di dunia Barat. Fakta kerusakan moral para remaja di
Barat tersebut membuktikan bahwa pendidikan terhadap anak di
Barat hanya menitikberatkan pada aspek intelektualitas semata,
dan menafikan aspek-aspek moral-spiritual dari pendidikan.
Budaya free sex, kondomisasi, aborsi, dan kehamilan di luar nikah
sudah menjadi suatu hal yang biasa. Fenomena demikian juga
mulai berimbas pada proses pendidikan di Indonesia. Budaya
tersebut menjadi tidak terbendung, mengingat derasnya arus
globalisasi informasi melalui media massa, internet dan televisi.
Menurut Inayat Khan : The great fault of the modern system of
education is that it only qualifies a man to obtain what he desires in life;
and he tries to obtain this my every means, right or wrong, often with
no regard for what losses or pain he causes others.