Page 344 - test yy
P. 344
BAB 15 : BELAJAR SEPANJANG HAYAT 337
artikulasi serta transfer dalam konteks pembelajaran sepanjang
hayat, jenis- jenis artikulasi serta implementasinya dan
kemungkinannya di masa depan, relevan dibahas dalam riset ini.
Mengingat kecenderungan kebijakan yang terdapat dikala ini
di Indonesia lagi mengarah ke arah itu, bersamaan dengan
digulirkannya konsep Pengakuan Pengalaman Kerja serta Hasil
Belajar( Permendiknas Nomor. 58 Taun 2008 tentang
Penyelenggaraan Program Sarjana( S-1) Kependidikan untuk guru
dalam jabatan. Artikulasi merupakan keseluruhan proses serta
ikatan menyangkut perpindahan sistematis partisipan didik baik
vertikal ataupun horizontal lewat pembelajaran resmi ataupun non
resmi. Sebaliknya transfer dimaksud selaku pertukaran kurikulum,
kredit ataupun mata kuliah.
Tercantum didalamnya merupakan pengakuan kredit yang
diperoleh dari pengalaman belajar informal, yang secara spesial
dimaksudkan buat mendapatkan kredit. Dalam konteks
pembelajaran sepanjang hayat artikulasi ini memiliki peranan
berarti. Pengalaman belajar yang diperoleh sepanjang hayat bisa
diakui selaku kredit yang bisa digunakan buat melanjutkan ke
akademi besar.
Proses pengakuan kredit, tidak cuma dicoba pada kredit
yang diperoleh lewat pembelajaran resmi, namun pula terhadap
pengalaman belajar yang diperoleh seorang (experiential learning).
Lembaga yang awal kali melaksanakan ini State University of New
York (SUNY), dengan nama College Preficiency Examination Program
(CPEP). Dalam sistem ini, pengakuan kredit dicoba lewat
penilaian. Terdapat 2 jenis penilaian yang dicoba, ialah tes serta
penghargaan. Seperti itu sepanjang ini metode awal yang sangat
banyak dicoba.
Penilaian yang dicoba lewat wawancara serta portofolio.
Pengakuan pengalaman belajar ini setelah itu jadi atensi secara
nasional, ialah dengan dibentuknya komisi College Extrance
Examination Board and Educational Testing Service. Komisi ini
bertugas meningkatkan konsep, prinsip serta pedoman yang bisa