Page 126 - Toponim Magelang_Final
P. 126
Toponim Kota Magelang 113
7. Tukangan
Konotasi yang berjalin dengan kriya dalam kosakata Jawa merujuk toponimi
perkampungan ialah Tukangan. Kampung ini diberi nama Tukangan lantaran banyak
warganya yang tinggal di sana berprofesi sebagai tukang batu dan tukang bangunan
lainnya. Lazim mereka menjual jasa dan tidak memproduksi barang laiknya di
Kampung Kriyan. Tetapi seperti setiap kota besar, ada pula warganya berprofesi tukang
pembuat barang. Lokasinya berada di dekat sentra perekonomian tempat mereka bisa
memasok barangnya untuk dijual. Mengingat di banyak kota di Hindia Belanda sentra
perekonomian tidak hanya pasar, tetapi juga perkampungan etnis Tionghoa (Pecinan)
yang mendominasi perekonomian kota, lokasi Kampung Tukangan berada di dekatnya
sebagai bentuk hubungan transaksi rutin. Pasalnya, Kampung Pecinan menjadi penerima
produk, sementara Kampung Tukangan adalah pemasok produk. 74
Pola morfologi kota berdasarkan fungsional juga berlaku di Magelang.
Sejak awal kemunculan Kampung Tukangan tidak terpisah dari kompleks utama
pemukiman orang Tionghoa, khususnya di sepanjang jalan raya utama yang menjadi
lokasi perdagangan mereka (Pecinan). Bahkan dalam pengaturan tata ruang daerah
tahun 1890-an, pemerintah Karesidenan Kedu mengklasifikasikan Kampung Tukangan
sebagai bagian integral dari Kampung Tionghoa (Chineesche Wijk). 75
Dalam perkembangan lebih lanjut, seiring kepadatan demografi, Kampung Tukangan
dibagi menjadi 2 pada permulaan abad XX, yaitu Kampung Tukangan Wetan (timur)
dan Kampung Tukangan Kulon (barat). Kampung tersebut pernah dilanda wabah pes
dan dinyatakan tertutup bagi orang luar selama satu bulan pada Oktober 1929, sambil
76
menanti pembersihan dan pemulihan kesehatan.
74 Anthony Reid. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680, jilid 1: Tanah di Bawah Angin. (Jakarta:
Yayasan Obor, 2014). hlm. 115.
75 “Gerechtelijke aankondigingen”, dalam Nederlandsch Staatscourant, tanggal 12 Mei 1893, lembar
ke-1.
76 “Gemengd Indies Nieuws”, dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch Indie, tanggal 15
Oktober 1929, lembar ke-2.