Page 167 - Toponim Magelang_Final
P. 167
154 Toponim Kota Magelang
hidung berdarah, bisa diobati pula dengan ini. Caranya, dua lembar daun segar dicuci,
digulung, lantas dimasukkan ke lubang hidung. Dalam tradisi Jawa, lazim memakan
daun sirih, khususnya perempuan. Kinang merupakan makanan atau ramuan tradisional
untuk dikunyah di mulut, tidak ditelan, dan seperti menikmati permen karet. Menarik
bahwa kebiasaan mengunyah kinang dijumpai pada gelaran Sekaten yang dihelat
Keraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Bahkan, dalam perhelatan
budaya itu kinang dijajakan. Waktu cepat melaju, tradisi lawas tersebut kini dilupakan
sebagian warga.
Sebetulnya terkandung makna filosofis dalam bahan kinang itu. Mitologi Jawa
memercayai bahan ramuan tersebut menyimbolkan kehidupan manusia yang pahit,
sepet, getir, getas, dan asin. Bertemunya rasa merupakan makna yang terbungkus
dalam daun sirih. Fakta kultural itu melukiskan rasa keingintahuan manusia yang acap
tersembul pada Gusti Allah. Tafsir lainnya, tempat bergantungnya hati. Makna dari
bunga kantil ialah keinginan bersama Tuhan. Ringkasnya, harapan manusia Jawa nginang
menyanding bunga kantil, yakni senantiasa teringat Gusti Murbeng Dumadi, tindak
tanduknya di dunia supaya tidak menyimpang. Sumber: Direktorat Sejarah 2018
Suasana di
Kampung Ganten