Page 171 - Toponim Magelang_Final
P. 171

158         Toponim Kota Magelang












                                  3. Magersari


                                  Magersari merupakan sepetak kampung yang berada di Kecamatan Magelang
                                  Tengah dewasa ini. Istilah  Magersari merujuk pada status orang-orang yang datang
                                  dari luar daerah dan tinggal dengan cara menumpang pada penduduk tetap atau asli.
                                  Pada prakteknya relasi sosial antara penumpang atau magersari dengan tuan rumah,
                                  yang terutama priayi, bersifat saling  membantu. Priayi memberi penampungan,
                                  pemeliharaan dan perlindungan, sedangkan penghuni magersari menyediakan bantuan
                                  pelayanan. Maksudnya, warga  magersari memperoleh pengetahuan dan pengalaman
                                  untuk hidup dalam jagad priayi. 106

                                  Dalam  kehidupan di Magelang, ditemukan status  magersari. Mereka lazim  berasal
                                  dari pedesaan yang jauh dari pusat kota. Diduga mereka datang secara masif selepas
                                  pecah Perang Diponegoro dan suasana mulai kondusif. Dugaan tersebut mengacu pada
                                  perkiraan bahwa penempatan mereka di Kampung Magersari yang menjadi batas paling
                                  selatan Kota Magelang kala itu menegaskan adanya status paling rendah dari struktur
                                  sosial berdasarkan morfologi. Kampung ini adalah batas paling selatan Kota Magelang
                                  selama abad XIX yang dibuktikan dengan aneka batas kota ini saat ditetapkan secara
                                  resmi tahun 1887. Para pendatang ini diberi tempat yang ditunjuk bupati, dan mereka
                                  hanya bersifat menumpang tanpa memiliki tanah. 107


                                  Dari gang yang ada di kampung ini, bisa diketahui bahwa tempo dulu banyak orang
                                  yang datang menumpang di tempat ini pada  seorang bangsawan pribumi bernama
                                             108
                                  Cokrodipuro.  Manakala bangsawan ini tutup usia dan keturunannya lalu meninggalkan
                                  tempat itu, banyak juga kaum pendatang yang mengambil alih petak lahan yang mereka
                                  huni. Lokasinya berada di lereng Gunung Tidar dan dekat dengan kompleks kuburan
                                  Eropa (kerkhof) membuat kampung ini sebagai lahan pinggiran Kota Magelang.

                                  Dalam  proses perluasannya, Kampung  Magersari berkembang dengan tambahan
                                  beberapa nama. Magersari Miji dan Magersari  Tegal ialah bagian dari kampung
                                  induk Magersari. Ditinjau  dari analogi namanya, perluasan ini tidak selalu  terjadi


                                  106   I  Nyoman  Nurjana.  Magersari:  Dinamika  Komunitas  Petani-pekerja  Hutan  dalam  Perspektif
                                  (Malang: UM Press, 2004). hlm. 22.
                                  107   Sutanto  Atmosutarto.  A  learner’s  comprehensive  dictionary  of  Indonesia.  (Middlesex:  Atma
                                  Stanton, 2004). hlm. 322.

                                  108  “Magelang, roof” dalam De Locomotief, tanggal 12 Oktober 1955, lembar ke-2.
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176