Page 68 - Toponim Magelang_Final
P. 68
Toponim Kota Magelang 55
bulan Ramadhan, peradaban Jawa kuno yang pernah hidup di Magelang telah mencatat
ada berbagai jenis puasa, yang tertuang dalam praktik tirakat. Tirakat merupakan
tindakan untuk menjalani kesukaran dan kesengsaraan secara sengaja, dengan harapan
supaya iman seseorang kian teguh. Juga agar mampu mengatasi kesulitan, kesedihan,
dan kekecewaan yang memengaruhi pahit getirnya kehidupan. Tirakat bisa mengambil
bentuk seperti puasa mutih (pantang makan selain nasi), ngebleng (puasa dengan
menyendiri dalam suatu ruangan), dan patigeni (puasa dalam suatu ruangan yang pekat,
tidak tertembus cahaya). Bila orang sedang bertapa, pasti tidak disertai acara makan
dan minum layaknya orang berpuasa Ramadhan.
Demikianlah, hakikat bertapa dan laku spiritual bagi manusia Magelang klasik dan Jawa
umumnya bukan sekadar ngampet luwe (menahan lapar). Namun, sesungguhnya proses
penyucian hati. Selain itu, juga mencegah tindak-tanduk yang merugikan orang lain.
Kedekatan masyarakat dengan laku bertapa dan fenomena kultural tokoh spritual yang
gemar tapa tidak mengherankan dimaknai sebagai identitas nama Kampung Sidotopo.
Sumber: https://www.google.com/maps
Lokasi Kampung
Sidotopo