Page 77 - Toponim Magelang_Final
P. 77
64 Toponim Kota Magelang
3. Kebonpolo
Merunut muasal nama Kampung Kebonpolo, disebutkan berasal dari kata “kebon”
dan “pala” (Myristica fragrans). Menurut sejarah lokal, Kebonpolo di masa lampau
adalah daerah perkebunan buah pala yang luas. Sebelum palihan nagari tahun 1755,
Kebonpolo masuk bagian perkebunan milik Sinuhun Paku Buwana yang memerintah
Keraton Kasunanan Surakarta.
Silam, pala ialah salah satu jenis rempah-rempah bernilai tinggi yang menjadi komoditi
buruan bangsa Eropa. Tumbuh dalam ketinggian 20 meter, dan usianya sanggup
30
mencapai ratusan tahun. Pohon pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), serta daging
buahnya (myristicae fructus cortex). Panen pertama dilakukan 7-9 tahun selepas pohonnya
ditanam. Sebelum dilempar ke pasaran, biji buah pala dijemur sampai kering butuh
waktu 6-8 minggu. Bagian dalam biji pala bakal menyusut. Cangkang biji pecah dan
bagian dalam biji pala dijual sebagai barang niaga.
Menjadi maklum Magelang punya kebon pala, karena hampir semua bagian buah pala
bisa dimanfaatkan dan menghasilkan uang. Daging buah dibuat manisan dan sirup.
Salut bijinya atau fuli dipakai bumbu masak. Ekstrak sari buah pala sebagai bahan baku
kosmetik dan parfum. Fuli lebih mahal dibanding biji pala. Biji setelah dihaluskan dan
diolah dimanfaatkan untuk beragam minyak atsiri dengan harga cukup mahal. Tak
pelak, aneka faedah pala menyebabkan pedagang Eropa mengincarnya. Terlebih lagi,
Nusantara punya kawasan Maluku sebagai penghasil pala dijuluki ”Surga dari Timur”
menjadi magnet bagi pelaut asing. Berbagai catatan perjalanan para penjelajah Eropa
31
menyebutkan, nilai segenggam biji pala saat itu setara dengan segenggam emas.
Reinier de Klerk, Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1777-1780) mencatat, tahun
1756 pendapatan VOC dari penjualan pala dan fuli mencapai 1,8 juta gulden.
Kampung Kebonpolo berada di antara aliran Sungai Progo di sisi barat, dan Sungai Elo di
sebelah timur. Lokasi Kebonpolo berdekatan dengan Taman Badaan, Pasar Kebonpolo,
serta Pasar Rejowinangun. Dulu kala, Pasar Kebonpolo dan Pasar Rejowinangun
30 Ilias Marzuki. Karakterisasi Morfoekotipe dan Proksimat Pala Banda (Myristica fragrans Houtt.),
dalam Buletin Argon (2008). hlm. 146.
31 Wisnubrata. Riwayat Pala di “Pulau Surga”, dalam Kompas: Ekspedisi Sabang-Merauke, Kamis 17
Oktober 2013.