Page 90 - Toponim Magelang_Final
P. 90
Toponim Kota Magelang 77
otak memanfaatkan balong berisi air untuk diberi bibit ikan. Hasil budidaya ikan di
balong ini bisa dikonsumsi sendiri maupun dijual ke pasar tradisional di Magelang.
Meja makan penduduk Magelang kala itu sudah berkarib dengan ikan hasil budidaya
tambak. Kanyataan ini dapat dibuktikan dari keterangan majalah Kajawèn terbitan Balai
Pustaka tahun 1935:
“Kangge têtiyang padhusunan ing bawah kabupatèn Magêlang, ulam gramèh punika
kaanggêp ulam ingkang èdi piyambak, tandhanipun ing pundi wontên tiyang gadhah
damêl ingkang asarana mawi pasugatan, ing ngriku tamtu wontên lawuhipun ulam
gramèh. Pancèn nyatanipun ulam gramèh punika dhasar dagingipun momol, êrinipun
agêng-agêng wontên ing gigir, êri ingkang alit-alit botên wontên. Upamia ulam
sagantên makatên saminipun ulam kakap.”
40
Terjemahan bebasnya: untuk penduduk di pedesaan Kabupaten Magelang, ikan gurame
dianggap sebagai ikan yang paling enak sendiri. Buktinya, di setiap orang punya hajatan,
bisa dipastikan terhidang lauk ikan gurame. Memang nyatanya ikan gurameh itu
dagingnya empuk, dan durinya besar-besar, tidak ada yang kecil. Ikan gurame hampir
sama dengan ikan kakap.
Selain gurame dan kakap, ikan yang umumnya dibudidaya di kolam-tambak, yakni ikan
mas (Cyprinus carpio), yang dipercaya masuk ke Hindia Belanda dari Eropa dan Tiongkok.
Misalnya, tahun 1860-an masyarakat di Ciamis, Jawa Barat, telah mempraktekkan
pengembangbiakan ikan mas dengan memakai media kakaban ijuk. Ikan tersebut
mudah dikembangkan di lingkungan tropis seperti Magelang dengan suhu ideal antara
23-30° C. Juga ikan lele (Clarias sp.) yang populer di kalangan pribumi kelas bawah
karena harganya terjangkau. Kemudian, ikan patin, ikan nila (Oreochromis niloticus) dan
ikan gurame (Osphronemus goramy). 41
Botton Balong terus dikenal oleh masyarakat setempat karena komoditi ikan kolam-
tambak dibutuhkan warga Magelang sebagai santapan alternatif terutama kelas bawah
yang sukar menjangkau daging sapi sebagai bahan kuliner kaum Eropa. Bukan berarti
komunitas Eropa dan Tionghoa tidak menyantapnya, lantaran kandungan gizi dalam
ikan cukup baik. Protein ikan sangat mudah dicerna tubuh sehingga bagus bagi
40 Kajawèn (Batavia: Balai Pustaka, 1935).
41 Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Potensi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar”, dalam news.kkp.
go.id, 1 September 2015.