Page 21 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 21

daftar  merah  IUCN.  Penelitian  Rangkong  seperti  tarum  (Indigofera  sp)  atau rengat
               Indonesia, menyebutkan ada delapan jenis  padi sebagai pewarna tenun ikat.
               burung rangkong yang hidup di hutan adat
               Sungai Utik.                                    Penelitian  dosen  Fakultas  Kehutanan
                                                               Universitas  Tanjung  Pura (Fahutan  Untan)
               Hutan  ini juga jadi tempat  hidup  pohon  bersama masyarakat adat Sungai Utik yang
               tengkawang      (Shorea stenoptera)  yang  didokumentasi dalam jurnal  Etnobotani
               dikategorikan sebagai hampir terancam pada  Tumbuhan  Pewarna  Alam  di  Kalimantan
               daftar merah IUCN. Selama bertahun- tahun  Barat  mengidentifikasi  15  jenis  tumbuhan
               mereka     mati-matian     mempertahankan  hutan  yang digunakan  perempuan  Sungai
               kelestarian  hutan  ini dan menolak  seluruh  Utik untuk mewarnai kain tenun.
               rencana alih fungsi komersil.
                                                               Lima belas jenis tumbuhan hutan itu adalah
               Daun engkerbai adalah salah satu tumbuhan  bungkang (Syzygium polyanthum),  beting
               yang menjadi  vegetasi  hutan  adat  Sungai  (Litsea  sp), engkerbai kayoh (Psychotria
               Utik.  Secara  turun  temurun  tumbuhan  malayana), engkerbai laut  (Peristrophe
               ini  telah  dipanen  dari  hutan adat untuk  sp),  entemu (Curcuma  sp),  jambu melaban
               dijadikan pewarna alami bahan tenun  ikat  (Psidium          guajava),    medang       balong
               khas Dayak Iban.                                (Actinodaphne glomerata).

               Selain  itu,  perempuan  Sungai  Utik  juga  Berikutnya, engkudu  (Morinda citrifolia),
               menggunakan tumbuhan hutan  lainnya  manyam (Glochidion   lutescens),  rengat


                                        Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim             21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26