Page 29 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 29
para perempuan di sana mengambil peran yang berani menanam 30 ribu batang per
penting dalam produktivitas buah nanas. hektar.
Selain Alo, perempuan yang juga petani
Perempuan Adat Kelola nanas yakni, Apo. Ia adalah seorang ibu
Sumberdaya Alam rumah tangga yang sehari-sehari bekerja
mengolah kebun nanasnya. Saat matahari
UMKM Ratu Penyengat. (Foto: LARAS OLIVIA)
Perempuan adat di Riau dalam kehidupan sudah menampakkan terik sinar yang begitu
umumnya bergantung pada sumber daya cerah, Alo akan bersiap meninggalkan
alam seperti hutan, sungai, dan lahan kebun.
pertanian, semua itu untuk mata pencarian Alo bercerita, bagaimana kegiatan usahanya
dan kebutuhan sehari-hari. Mereka terlibat dari berkebun sawit kemudian berubah
dalam berbagai aktivitas, seperti berburu, haluan menjadi berkebun nanas. Perempuan
mengumpulkan tanaman liar, dan berkebun, asli Suku Anak Rawa ini menceritakan saat
yang semuanya berhubungan dengan pertama sekali timbul ide untuk menanam
sumber daya alam. dan berkebun nanas bermula ketika ia
Nanas merupakan komoditas pertanian membeli nanas di pasar yang harganya tidak
unggul di Sungai Apit, termasuk di Desa menentu.
Penyengat. Bagi penduduk, buah nanas Niat dan keyakinan yang kuat akhirnya
telah menjadi komoditas unggulan dan Alo mengajak perempuan lainnya
sangat sesuai ditanam di Desa Penyengat mencoba merintis usaha berkebun dengan
sejak dulu. Standarnya, nanas bisa ditanam membeli bibit nanas serta menanam
20 ribu batang per hektar. Ada juga petani
sendiri. Pada akhirnya, kelompok mereka
Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim 29