Page 41 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 41

(Nilaparvata lugens) ini tengah mewabah di  (FAO) karena dinilai mampu  mewujudkan
               seluruh  kecamatan  di Kulon  Progo sejak  kemandirian atau swasembada pangan.
               April  2024, terutama  di Samigaluh  dan
               Nanggulan. Meski bukan kali pertama, tetapi     “Indonesia berhasil tidak impor beras,” kata
               serangan  hama  ini  meningkat  ketimbang       Yoko  di Kantor STPTN-HPS  di Kotagede,
               musim-musim sebelumnya.                         Kota Yogyakarta, Jumat, 10 Mei 2024.
                                                               Namun  usai  penghargaan  itu,  tiba-tiba
               “Ya, karena cuaca  ekstrem.  Kadang hujan,
               kadang panas membuat hama  wereng               ledakan hama  wereng cokelat  yang hebat
               cepat berkembang biak,” jelas Kepala Dinas      menyerbu tanaman padi di berbagai daerah
               Pertanian dan Pangan  (DPP)  Kulon Progo,       di  Indonesia.  Banyak daerah lumbung
               Drajat  Purbadi kepada  Wanaloka.com            pangan yang gagal panen.
               melalui sambungan telepon, Jumat, 17 Mei        Yoko menjelaskan, ledakan hama  wereng
               2024 sore.                                      masa itu merupakan  akumulasi  dari

               Berdasarkan data DPP Kulon Progo, luasan        penerapan program Panca Usaha Tani dari
               lahan pertanian yang diserang hama wereng       pemerintah.  Meski  produktivitas  tinggi,
               mencapai                                        benih-benih unggul cenderung tidak tahan
                                                               hama. Ketergantungan  pada pupuk  kimia
               2.426 hektare dari 7.768 hektare. Akibatnya,  juga  menyebabkan daya tahan  tanaman
               lahan padi seluas 59 hektare diketahui puso  terhadap hama jadi lemah.
               alias gagal panen.
                                                               Kemudian  pola tanam  yang serentak dan
               Solusi   dari    DPP    adalah    melakukan     seragam  mengakibatkan  jenis hama  yang
               penyemprotan  pestisida  kimia  selama  tiga  menyerang juga sama. Penggunaan pestisida
               hari  berturut-turut.  Kebijakan  itu  diikuti  turut  membunuh  predator pemakan  hama
               mayoritas petani di Kulon Progo.                sehingga jumlah hama kian meningkat.

               Dampak  lain dari perubahan  iklim  yang  “Rantai  makanan  pada  siklus  kehidupan
               pernah dirasakan pertanian Kulon Progo  terputus. Akhirnya impor beras lagi,” kata Yoko.
               adalah saat cuaca  ekstrem awal 2020.
               Lahan pertanian seluas 404 hektare di tiga      Dampak  lainnya, tanah semakin sulit
               kecamatan,  yakni Panjatan,  Lendah,  dan       dikelola karena kian keras. Produksi pangan
               Galur terendam banjir.  Dampaknya,  74,7        menurun,  tetapi  penggunaan pupuk  kimia
               hektare lahan mengalami puso.                   bertambah. Petani tak lagi punya benih lokal
                                                               yang bisa beradaptasi dengan lingkungan,
                                                               karena  telah  punah  dan  digantikan  benih-

               Hijrah ke Pertanian Lestari                     benih unggul.
                                                               “Kemudian  lahirlah pertanian lestari  itu,”
               Ledakan hama  wereng itu  mengingatkan          kata Yoko.
               Staf Lapangan Sekretariat  Pelayanan  Tani
               dan Nelayan Hari Pangan Sedunia (SPTN-          Pertanian lestari atau pertanian  yang
               HPS), Hardiyoko, 55 tahun pada peristiwa  berkelanjutan  lahir dari Seminar Hari
               serupa tahun 1986. Tepatnya, 21 Juli 1986,  Pangan Sedunia yang diikuti petani-petani
               Presiden Soeharto mendapat medali emas  tingkat  Asia  pada  1990.  Acara  digelar  di
               dari Organisasi Pangan dan Pertanian  Gereja Katolik Ganjuran di Kecamatan
               Dunia,  Food  and  Agriculture  Organization  Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.


                                        Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim             41
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46