Page 36 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 36
Iklim Genting, Perempuan Petani
Kulon Progo Pontang Panting
Oleh : Pito Agustin. Wanaloka
Penerima Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim oleh ASPPUK, AJI Indonesia dan Konde.co
Pola pertanian lestari menjadi pilihan puluhan perempuan petani Kulon Progo yang
bergabung dalam Kelompok Karisma untuk kembali mengolah lahan pertanian
tradisional seperti masa nenek moyang. Lantaran revolusi hijau masa Orde Baru telah
membuat lahan pertanian rusak dan tanamannya tak tahan cuaca ekstrem.
Perempuan-perempuan petani lestari Kulon Progo yang bergabung dalam Kelompok Karisma, dari kiri ke kanan: Herni Saraswati,
Yohana Suinem, Th. Harning Sulastri, Martina Asuti dan Misidah. Foto Pito Agustin Rudiana/Wanaloka.com.
aat sang bapak menghancurkan Yohana menceritakan kepada Wanaloka.
gumpalan-gumpalan tanah di sawah com di kediamannya di Dusun Ngaliyan,
Sdengan glebek (semacam traktor Desa Gunung A, Kecamatan Samigaluh,
tradisional), Yohana Suinem kecil sering Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.
ikut serta. Dia tertawa senang saat duduk Sejak 1991, ia tinggal di Samigaluh, salah
di tengah glebek yang ditarik kerbau. Dia satu kawasan dataran tinggi di perbukitan
pun kegirangan saat bisa menangkap ikan- Menoreh.
ikan kecil, seperti wader yang berenang di
genangan sawah sebelum ditanami. Bibit padi yang ditanam adalah benih padi
lokal yang sudah ada turun-temurun sejak
“Dulu banyak ikan. Kalau ikut bapak ke zaman kakek neneknya. Yohana masih ingat,
sawah, bawa wadah untuk naruh ikan,” ada yang namanya Makmur. Ada padi ketan
kenang Yohana, 54 tahun, Rabu 1 Mei 2024. yang berbulu hitam yang tak hanya enak,
tapi juga tahan hama. Ada pula benih padi
Itulah sepenggal kisah masa kecilnya di Bongkar Utang.
Lampung, sekitar tahun 1970-1980-an.
36 Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim