Page 9 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 9

Artinya, Ibu tidak pernah tahu uang, setiap  Bukitsari  harus meneruskan kehidupan
               panen jika tidak ada uangnya, akan bertikai.  dengan cara beternak dan bertani di ladang
               Dia (suaminya) yang minta uangnya. Kalau  kering.
               tidak dikasi, ia akan kesal. Bapaknya Wayan
               bermain judi tolgel, sejak puluhan tahun.       Krisis air menjadi salah satu persoalan yang
                                                               tak kunjung usai di Sumberklampok. Luh Tu
               Saat  itu,  setiap  ia  memiliki  uang  akan  dan  warga Bukitsari  lainnya harus belajar
               diserahkan ke suami  untuk  menghindari  untuk  mengetahui  jenis-jenis  tanaman
               pertikaian.                                     pertanian yang irit air.

               “Memek  sing demen  ketoange  (diambres-        Jenis tanaman  yang ditanam  biasanya
               ambres). Demi pang selamat rumah tanggane,  disesuaikan dengan musim dan perhitungan
               pang sing miyegan, kanggoang memek ngalah,”  kalender Bali.  Pengetahuan tentang jenis
               ungkap Luh Tu.                                  tanaman yang tepat, sering menolong Luh Tu
                                                               bisa tetap berhasil panen.
               Artinya,  Ibu  tidak  suka  menunjukkan
               perilaku kesalnya. Demi rumah tangga agar  Namun,           apa    daya    perubahan     iklim
               selamat,  agar  tidak  bertikai,  ibu  saja  yang  menambah persoalan bagi Luh Tu dan warga
               mengalah.                                       Sumberklampok. Cuaca berubah secara
                                                               drastis  sehingga  menyulitkan  bercocok
               Keluarga  lajang  (dari garis ibu) Luh  Tu      tanam.
               mengetahui  kondisi ini. Mereka sering
               mempertanyakan  tindakan  suaminya  yang  Menjelang akhir sampai awal tahun biasanya
               egois itu.  Namun,  ia menjawab dengan  hujan membasahi tanah-tanah kering di
               alasan sama untuk menghindari pertikaian  lahan Bukitsari. Itu adalah  waktunya untuk
               dan menyelamatkan rumahtangganya.               menanam bibit kacang-kacangan, jagung dan
                                                               tanaman umur pendek lainnya.
               Setiap  hari  kegiatan  Luh  Tu  hanya
               menggarap lahan. Jika sudah terik, ia pulang  Namun yang terjadi, tak ada hujan setetes pun
               untuk istirahat sejenak sambil ngopi.           yang membasahi lahan milik Luh Tu hingga
                                                               akhir 2023. Ditunggu hingga awal tahun
                                                               2024, hujan tak kunjung datang, sehingga
               Perubahan Iklim Terasa Jelas                    bibit-bibit yang ditanam Luh Tu mati.


               Bagi  Luh  Tu menggarap lahan
               adalah teman akrabnya sejak
               masa kecil di  Timor  Timur. Di
               sana, lahannya subur dan tidak
               kekurangan air.

               Ketika pulang ke Bali, ia harus
               beradaptasi karena mendapat
               lahan di wilayah kering.

               Tentu ini jadi perjuangan yang
               cukup berat bagi Luh Tu dan para
               mantan transmigran di  Timor      Luh  Putu  Sariningsih  menunjukkan  pohon  Intaran  yang  menjadi  pakan
               Timur. Hampir semua  warga  ternaknya saat musim kering. Foto Juni

                                        Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim             9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14