Page 57 - 01 PG Bab 01 Sifat Koligatif.pmd
P. 57
2) K Cr O 10. Jawaban: b
2 2 7
2 · bilangan oksidasi K + 2 · bilangan oksidasi Senyawa kompleks dengan nama diamin
–
Cr + 7 · bilangan oksidasi O = 0 tetrakloro kobaltat(III) adalah [Co(NH ) Cl ] .
3 2 4
2(+1) + 2 · bilangan oksidasi Cr + 7(–2) = 0 muatan ion = muatan Co + (2 × muatan NH ) +
3
+2 + 2 · bilangan oksidasi Cr – 14 = 0 (4 × muatan Cl) = –1
2 · bilangan oksidasi Cr = +12 = (+3) + (2 × 0) + (4 × (–1)) = (–1)
bilangan oksidasi Cr = +6 → K Cr O berwarna
2 2 7 sesuai/cocok
jingga
11. Jawaban: d
3) K MnO
2 4 amonium heptafluoro zirkonat(IV).
2 · bilangan oksidasi K + bilangan oksidasi zirkonat IV : atom pusat Zr .
4+
Mn + 4 · bilangan oksidasi O = 0 heptofluoro : ligan F sebanyak 7.
2(+1) + bilangan oksidasi Mn + 4(–2) = 0 Karena nama senyawa kompleks tersebut
bilangan oksidasi Mn = –2 + 8 = +6 → K MnO
2 4 berakhiran -at dan diakhiri angka Romawi berarti
berwarna hijau ion kompleks dalam senyawa tersebut bertindak
4) Fe (SO )
3–
2 4 3 sebagai anion yaitu [ZrF ] .
2 · bilangan oksidasi Fe + 3 · bilangan 7
Muatan ion kompleks 3– diperoleh dari
oksidasi (SO ) = 0
4
2 · bilangan oksidasi Fe + 3(–2) = 0 penambahan muatan atom pusat dengan muatan
semua ligan. Muatan atom pusat 4+, sedangkan
2 bilangan oksidasi Fe = +6
muatan ligan F sebanyak 1–.
bilangan oksidasi Fe = +3 → Fe (SO ) ber-
2 4 3
warna kuning [ZrF ] = 3–
7
4 + (1–) 7 = 3–
5. Jawaban: d +
Kromium pada CrO 2– berwarna kuning. Amonium bertindak sebagai kation NH .
4
4
3–
+
2–
Penambahan asam membuat CrO menjadi Dengan demikian, NH + [ZrF ] menjadi
4
7
4
2–
Cr O yang berwarna jingga. (NH ) [ZrF ].
4 3
7
2 7
6. Jawaban: d 12. Jawaban: d
3+
Komponen untuk lampu berintensitas tinggi Bilangan koordinasi Cr = 2 × biloks atom pusat
menggunakan skandium, bukan vanadium. = 2 × 3 = 6.
Muatan ion kompleks = biloks atom pusat +
7. Jawaban: c Σ muatan ligan.
2
3+
1
Sc → [Ar] 3d 4s ⇔ Sc : [Ar]
21
4+
2
2
Ti → [Ar] 3d 4s ⇔ Ti : [Ar] 13. Jawaban: e
22
Senyawa kompleks jika dilarutkan dalam air maka
Warna senyawa dari unsur transisi berkaitan ion kompleksnya akan tetap berupa satu spesies ion.
dengan adanya subkulit d yang terisi tidak penuh.
3+
4+
Senyawa dari Sc dan Ti tidak berwarna karena Na [Cr(NO ) ] → 3Na dan [Cr(NO ) ] 3–
+
2 6
2 6
3
subkulit 3d-nya kosong. +H O
2
14. Jawaban: c
8. Jawaban: d Jumlah ligan dari ion kompleks [Cr(H O) Cl] 2+
2–
Na CrO mengandung ion CrO yang memiliki 2 5
2 4 4 adalah 5 (dari H O) + 1 (dari Cl) = 6.
2
0
0
konfigurasi 4s 3d dan berwarna kuning.
2+
Sementara itu, MnO 4 2– dan VO memiliki 15. Jawaban: e
0
1
4+
konfigurasi 4s 3d , sedangkan Ti memiliki Bilangan koordinat = jumlah ligan = 1 + 1 + 4 = 6.
0
0
konfigurasi 4s 3d tetapi tidak berwarna. Zn 2+ 16. Jawaban: d
0
10
mempunyai konfigurasi 4s 3d sehingga tidak Atom pusat berupa logam transisi yaitu Cr:
berwarna.
muatan Cr + 5 × muatan NH + muatan SO = +1
3 4
9. Jawaban: b muatan Cr + 5 × 0 + (–2) = +1
Muatan ion kompleks ={muatan atom pusat muatan Cr = +3
3+
+ 4 (muatan ligan)} Jadi, ion pusatnya Cr .
Muatan ion kompleks = {2 + 4(1–)} = 2–
17. Jawaban: b
Jadi, muatan ion kompleks yang terjadi 2– Senyawa kompleks: [Cr(NH ) ] [CuCl ] namanya
2–
sehingga rumus ion kompleksnya [Ni(CN) ] . 3 6 2 4 3
4 heksaaminkrom(III) tetraklorokuprat(II).
56 Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode Empat