Page 11 - Sinar Tani Edisi 4030
P. 11

A GRI W A C ANA                                                    Edisi 13 - 19 Maret 2024  |  No. 4030 Tahun LIV                     11












                                                                                                            Benih Berteknologi,               Oleh:
                                                                                                            Petani Menunggu                   Memed
                                                                                                                                              Gunawan


                                                                                                                      ioteknologi diprediksi menjadi andalan
                                                                                                                      yang akan memecahkan ber bagai
                                                                                                                      masalah   pertanian   masa   depan.
                                                                                                                      Transgenik, GMO (Genetically Modified
                                                                                                                      Organism)    dan   genome    editing
                                                                                                          Bdilakukan dengan memodifikasi DNA
                                                                                                            dengan teknik rekayasa genetik. Hibrida, transgenik
                                                                                                            sampai genome editing sudah diaplikasikan petani
                                                                                                            di  berbagai  negara,  menghasilkan  produktivitas
                                                                                                            dan kualitas tinggi dan bisa beradaptasi dengan
                                                                                                            berbagai kondisi alam dan mampu menurunkan
                                                                                                            biaya produksi.
                                                                                                               Tetapi di Indonesia pada umumnya petani
                                                                                                            masih menggunakan varietas unggul hasil
                                                                                                            perkawinan silang konvensional (Inbrida).  Hanya
                                                                                                            jagung, tebu dan kentang yang sudah meng­
                                                                                                            gunakan benih hibrida. Pertimbangan kehati­
                                                                                                            hatian penggunaan benih transgenik sangat
          Petani dan Jerat Kemiskinan                                                                       dikedepankan, sementara itu impor pangan
                                                                                                            produk transgenik terjadi dalam skala besar.
                                                                                                               Target Swasembada padi, bawang merah dan
                             Oleh M. Chairul Arifin, Purnabakti Kementan, Alumni Unair                      cabai  pada  2016;  jagung  (2027);  gula  konsumsi
                                                                                                            (2019); kedelai (2020), gula industri (2025), daging
                                                                                                            sapi (2026) dan bawang putih (2033) masih
                    alam     sebuah    survei   sayuran    waktunya dijual ke  pasar induk.                 menjadi utang Pekerjaan Rumah yang belum
                    tahun  2022  yang  diselenggarakan        Sering kita lihat berbagai truk pengangkut    tuntas. Tanpa dukungan bioteknologi hal tersebut
                    Badan    Ketahanan   Pangan   (BKP)    panen dari Jawa Timur dan Jawa Tengah serta Jawa   sulit diwujudkan.
                    Diselenggarakan sebelum Badan ini      Barat yang ramai memasuki Pasar Induk. Truk itu     Hasil  penelitian  dan  temuan benih  ber­
       Dbermetamorfosis jadi Badan Pangan                  mengangkut hasil panen cabai para petani.        teknologi di Indonesia sudah cukup banyak
                                                                                                            tetapi penggunaannya di lapangan masih sangat
          Nasional (BAPANAS), saya selaku salah satu          Petani sama sekali tidak tahu berapa harga    terbatas. Padahal sampai dengan  tahun 2020
          Anggota Tim melakukan survei di Jawa Barat       di pasar induk yang banyak pemainnya. Ada        benih hibrida yang sudah dilepas oleh pemerintah
          (Sukabumi) dan Jawa Timur (Kediri) untuk melihat   distributor, pedagang besar antar kota, pengepul   tercatat sebanyak 107 varietas.
          tata Niaga cabai dengan berbagai masalahnya.     sampai para pengecer rumah tangga.                  Pemuliaan berkembang mulai dari Domes­
            Dalam survei tersebut saya khususon menyoroti     Transaksi telah terjadi dan tengkulak tadi    tikasi seleksi, diikuti oleh Hibridisasi dan Mutasi,
          petani cabai khususnya petani yang memiliki lahan   meng  hitung untung rugi. Para petani berdiam   Bioteknologi Invitro dan Molekuler, Transgenik
          kurang dari 0,5 ha dalam usaha tani cabai dari awal   diri menunggu juga keuntungan cabai hasil budi­  dan sekarang  Genome Editing. Penggunaan
                                                                                                            benih hibrida di Indonesia baru pada komoditas
          menanam sampai panen dan dijual ke Pasar Induk   dayanya.                                         jagung, kentang dan tebu.
          Kramat Jati, Jakarta.                               Saat  itu para  pedagang perantara  yang         Produksi benih padi melalui proses rumit,
                                                           merangkap tengkulak dan pemilik modal telah      dan produktivitasnya rendah dibandingkan padi
            Rantai Tata Niaga                              menghitung piutang petani yang akan diterimanya   konsumsi, yaitu hanya sekitar 1,5 ton per hektare.
            Sangat  menarik mengamati budidaya cabai       termasuk piutang untuk sarana produksi, pupuk,   Oleh karena itu, harga benih padi hibrida lebih
          dan pengolahan serta pemasaran hasilnya. Serta   sewa buruh dan biaya lainnya.                    mahal dibandingkan dengan benih padi Inbrida.
          bagaimana para petani lepas dari jerat kemiskinan   Petani  akan  menerima  sejumlah  uang  hasil   Sementara itu petani harus selalu menggunakan
          yang  terpaksa diterima setiap  siklus  budidaya   jerih payahnya yang cukup untuk biaya hidupnya   benih baru pada setiap penanaman baru.
                                                                                                               Tingkat pengembangan benih padi hibrida
          cabai dari areal menanam sampai menerima         untuk musim tanam berikutnya dari tengkulak.     sangat tergantung pada permintaan pasar.
          hasilnya yang pas pasan sepanjang tahun.         Untuk biaya tanam berikutnya kembali siklus yang   Tingkat adopsi teknologi padi hibrida pada kurun
            Bayangkan,  bagaimana si petani tersebut       serupa, pinjam uang lagi kepada pemilik modal.   waktu 2013­2017 di bawah 5 persen. Boleh jadi
          harus mengatur dan mengelola sendiri biaya       Demikian kehidupan petani subsisten yang         saat ini lebih rendah lagi.
          produksi yang kalau di hitung Rp. 165­175 juta per   terjerat kemiskinan struktural terjadi.         Dapat   dipastikan,  untuk   meningkatkan
          musim tanam per ha. Dari mana uang sebanyak                                                       produksi menggunakan benih berteknologi
          itu? Lantas berhutang lah dia kepada para pemilik   Redefinisi                                    ter gantung kepada harga benih itu sendiri,
                                                                                                            biaya produksi yang harus ditanggung petani,
          modal ”yang baik hati” di pedesaan untuk beli       Dalam rangka redefinisi pertanian Indonesia   perbedaan produktivitas dengan varietas konven­
          pupuk, sarana produksi dan upah buruh untuk      kondisi ini harus dirubah. Tata Niaga yang rantainya   sional dan harga produk, yang akhirnya akan
          memetik hasilnya dan lainnya.                    terlalu  panjang  seyogyanya  dapat  dipangkas.   menentukan keuntungan petani.
            Pemilik modal ini merangkap sebagai tengkulak,   Apalagi di setiap mata rantai tersebut berdiri     Dampak penggunaan benih berteknologi yang
          pemilik Toko Sarana Produksi dan penyalur pupuk.     entitas  lain  yang  bukan  petani  ikut  menikmati.   dikuatirkan terhadap kesehatan dan lingkungan,
          Sehingga para petani subsisten tersebut menjadi   Ketidak transparan harga pula yang menyebabkan   sampai saat ini dinyatakan aman. Pengamanan
          sub ordinat dari sang pemilik modal.             posisi petani rela jadi  price taker  padahal dari   juga dilakukan melalui tahapan dan regulasi yang
            Akhirnya tercipta hubungan  patron client      seharusnya menjadi price maker dan price setter.   sangat ketat.   terkait  mengingatkan  bahwa
                                                                                                                     ahli
                                                                                                               Para
          relationship (PCR) diantara  mereka. Kadangkala     Sudah selayaknya para petani berdaulat atas   sosialisasi  melalui  edukasi  kepada  masyarakat,
          pemilik modal ini bersedia mendanai dulu segala   hasil pertaniannya sendiri. Mengupayakan petani   penyuluhan, dukungan fasilitas kepada petani
          macam keperluan si petani termasuk keperluan     serupa dengan petani di negara maju dengan       sangat diperlukan. Kembali penyuluhan menjadi
          petani pribadi misal keperluan anak sekolah,     motto dari petani, oleh petani untuk pangan      sangat penting.
          hajatan keluarga atau untuk keluarga yang sakit   bangsa.  Ini merupakan harapan kita bersama,       Ironis bahwa kita mengimpor produk trans­
          dan menderita musibah.                           sehingga diperlukan reformasi agraria yang dapat   genik dalam jumlah besar sementara peng­
            Kemudahan      memperoleh     pinjaman   ini   mengkonsolidasikan lahan petani menjadi skala    gunaan benih transgenik di dalam negeri meng­
          menyebabkan kurang populernya mekanisme          ekonomi yang menguntungkan.                      alami kendala. Jadi petani menunggu lampu
                                                                                                            hijau disertai dengan berbagai dukungan yang
          per bankan  formal  yang  dipersepsikan    terlalu   Redefinisi pertanian menghendaki adanya      diperlukan.
          kaku dan birokratis oleh petani cabai pedesaan.   kelembagaan petani yang dapat mem perjuang­        Target produksi tinggi yang ditargetkan
          Hubungan PCR telah melembaga bertahun­tahun.     kan semua aspirasi para petani. Tentunya kelem­  pemerintah   harus   sejalan  dengan    target
            Akibat lanjutnya, hasil panenan petani menjadi   bagaan petani tersebut dipimpin oleh para petani   keuntungan yang diharapkan petani. Keuntungan
          sangat tergantung kepada tengkulak ini. Dia      sendiri yang dapat merasakan sendiri sebagai     petani memang tidak selalu sejalan dengan
          lah  yang  menentukan  kapan  waktu  panen  dan   seorang petani.                                 produksi tinggi yang diharapkan pemerintah.
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16