Page 18 - Flipbook_29_Raflie Rheznandya Ardiza_200731638033
P. 18
yang berkaitan dengan Ratu Galuh.
Sementara itu, cerita tentang berdirinya Kerajaan
Galuh diungkapkan dalam sebuah naskah Carita
Parahyangan. Menurut Brata, semakin dekat jarak waktu
penulisan naskah dengan waktu terjadinya peristiwa,
maka semakin tinggi nilainya sebagai sumber sejarah.
Beberapa naskah yang menceritakan tentang Kerajaan
Galuh, antara lain Carita Parahyangan, Sanghyang
Siksakanda Ng Karesian, Carios Wiwitan Raja-raja di
Pulo Jawa, Wawacan Sajarah Galuh, Ciung Wanara, dan
Carita Waruga Guru (Brata, 2013). Diantara naskah-
naskah tersebut, Carita Parahyangan dan Sanghyang
Siksakanda Ng Karesian merupakan sumber sejarah
primer yang lebih mendekati kepada Kerajaan Galuh.
Berdasarkan berita-berita yang diperoleh bahwa
agama yang dianut oleh Kerajaan Galuh adalah agama
Hindu dengan mazhab Siwa. Hal ini antara lain
dinyatakan oleh Prasasti Canggal, yang diyakini memuja
Dewa Siwa. Tentang sifat keagamaan ini, juga tidak
bertentangan dengan berita Carita Parahyangan, yang
menyebutkan bahwa pemujaan yang umum dilakukan
oleh Raja Galuh adalah sewabakti ring batara upati
(Miharja, 2015).
Kerajaan Galuh dan Sunda dipersatukan oleh
Sanjaya pada tahun 723 Masehi. Sampai pada masa
pemerintahan Wastukancana yang dinobatkan pada tahun
15