Page 96 - Wahabi Menuduh NU Menjawab Melestarikan Amaliyah NU
P. 96

suara takbir dan dzikir ketika  selesai shalat (wajib).. hal ini                                  14.  BERSALAMAN SESUDAH
           menunjukkan bahwa beliau memahami  bolehnya mengeraskan                                                      SHALAT WAJIB
           takbir dan dzikir sesudah shalat.

           Ibnu Daqiq al-‘Id, juga menyatakan hal yang sama, “Dalam hadits                                            Wahabi Menuduh
           ini, terdapat dalil bolehnya mengeraskan dzikir setelah shalat, dan
           takbir  secara  khusus termasuk  dalam  kategori  dzikir.” (Ihkamul                         ebagian kaum  Muslimin  setelah  selesai  shalat  melakukan
           Ahkam Syarah Umdatul Ahkam)                                                                 ritual salam-salaman antara sesama jama’ah shalat. Bahkan
                                                                                                 Sdengan tata cara khusus yang berbeda-beda di masing-masing
           Imam al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mengatakan, bahwa                           daerah. Bagaimana hukum melakukan perbuatan ini?
           hadits ini adalah dalil bagi pendapat sebagian ulama salaf bahwa
           disunnahkan mengeraskan suara takbir dan dzikir sesudah shalat                        Perkara Ibadah Butuh Dalil
           wajib. Dan di antara ulama muta’akhirin yang menyunahkannya                           Sebelum  membahas lebih lanjut,  perlu dipahami  bahwa dalam
           adalah Ibnu Hazm al-Zahiri.                                                           menetapkan  suatu ibadah atau suatu tata  cara dalam beribadah,
                                                                                                 butuh landasan hukum yang valid berupa dalil yang shahih. Baik
           Sedangkan  Imam  al-Syafi’i  rahimahullaah, memaknai hadits                           ibadah yang berupa perkataan maupun perbuatan, harus dilandasi
           di atas dengan mengatakan,  bahwa beliau  shallallahu ‘alaihi                         oleh nash dari  Allah ataupun dari Rasulullah  yang termaktub
           wasallam mengeraskan (dzikir sesudah shalat) hanya dalam waktu                        dalam  Al Qur’an dan  As Sunnah.  Adapun sekedar perkataan
           sementara saja untuk mengajari mereka tentang sifat dzikir, bukan                     seseorang “ini adalah ibadah” atau “ini baik dan bagus” ini bukan
           mengeraskan terus menerus. Imam Syafi’i berpendapat agar imam                         landasan. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
           dan makmum melirihkan dzikir kepada Allah Ta’ala sesudah shalat,                                               َ               َ           َ
                                                                                                              َ
           kecuali kalau imam ingin agar makmum belajar darinya, maka dia                              ٌّ َ َ ُ ُ ْ    َ ْ   َ  َ  َ َ ْ        َ  َ ْ  ْ َ
                                                                                                       در وهف هنِم سيل ام اذه انرمأ ف ثدحأ نم
           mengeraskan dzikirnya sehingga ia melihat makmum telah belajar                                                             ِ      ِ
           darinya, lalu melirihkannya.  Dan beliau memaknai hadits tersebut                     “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami
           dengan ini. (Lihat Syarah Shahih Muslim lin Nawawi)                                   ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut
                                                                                                 tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
                                    Kesimpulan                                                   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

                                                                                                                            َ
                                                                                                          ٌّ َ َ ُ  َ َ ْ  َ  ْ َ  َ ْ  َ ً  َ  َ َ  َ ْ َ
                                                                                                                     ُ
                   ari beberapa  hadits dan pendapat  jumhur ulama  diatas,                              در وهف انرمأ ِهيلع سيل لامع لِمع نم
                   dan tentunya masih cukup banyak hadits-hadits lain yang
           Dberkaitan dengan masalah dzikir (wirid) ba’da sholat juga                            “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari
                                                                                                 kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
           dzikir berjama’ah, kita dapati adanya anjuran untuk membaca
           setidaknya  dzikir atau wirid ma’tsuroh yang dilakukan  setiap                        Selain  itu, Nabi Shallallahu’alaihi  Wasallam biasanya  ketika
           selesai  sholat,  juga  kita  mendapati  adanya  anjuran berkumpul                    khutbah Jum’at atau khutbah yang lain beliau bersabda:
           untuk berdzikir baik di masjid atau di tempat lain. Wallahu a’lam


                         Wahabi Menuduh  174   Santri Menjawab                                                 Wahabi Menuduh  175   Santri Menjawab
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101